Negara tak berani mendata secara terperinci mana warganya yang sakit dan sehat yang kemudian merawat yang sakit dalam bentuk Lockdown dan menjamin seluruh kebutuhan yang ditinggalkan sebab tidak bekerja.
Dengan berita tahun kedua lebih parah inipun fokus pemerintah belum terlihat, selain masih kosentrasi dengan vaksin. Padahal semestinya sudah ada strategi jitu guna menghadapi resiko tertinggi di tahun kedua, jangan sampai karena melalaikan pandemi malah berlanjut hingga tahun ketika, empat dan seterusnya.Â
Akankah peringatan WHO ini menjadi angin lalu? Tentu tidak, namun juga harus dipikiran strategi termutakhir guna mempercepat penanganannya. Jika kapitalis-demokrasi hingga hari ini belum mampu, tidakkah kita berhenti berharap pada manusia dan beralih pada hukum Allah yaitu syariat kaffah? Wallahu a' lam bish showab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI