Negara tak berani mendata secara terperinci mana warganya yang sakit dan sehat yang kemudian merawat yang sakit dalam bentuk Lockdown dan menjamin seluruh kebutuhan yang ditinggalkan sebab tidak bekerja.
Dengan berita tahun kedua lebih parah inipun fokus pemerintah belum terlihat, selain masih kosentrasi dengan vaksin. Padahal semestinya sudah ada strategi jitu guna menghadapi resiko tertinggi di tahun kedua, jangan sampai karena melalaikan pandemi malah berlanjut hingga tahun ketika, empat dan seterusnya.Â
Akankah peringatan WHO ini menjadi angin lalu? Tentu tidak, namun juga harus dipikiran strategi termutakhir guna mempercepat penanganannya. Jika kapitalis-demokrasi hingga hari ini belum mampu, tidakkah kita berhenti berharap pada manusia dan beralih pada hukum Allah yaitu syariat kaffah? Wallahu a' lam bish showab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H