Mohon tunggu...
Ruth Margaretha
Ruth Margaretha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswa Ilmu Politik yang memiliki ketertarikan mendalam dalam diskusi dan analisis isu-isu terkini. Selain fokus pada studi, saya juga menyukai seni. Melalui karya-karya saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan perspektif baru kepada orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ekosistem Sebagai Warisan : Menyelamatkan Nafas Terakhir Puspa dan Satwa dengan Inovasi sebagai Modal Pembangunan Berkelanjutan Demi Masa Depan Bangsa

5 Januari 2025   17:13 Diperbarui: 5 Januari 2025   17:13 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Konservasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau ilmuwan, tetapi tanggung jawab kita semua. Forum Bumi menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati Indonesia. Akademisi, pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta perlu berjalan beriringan.

Program seperti "Mengenal Satwa Lewat Data" di Taman Nasional Ujung Kulon, yang melibatkan siswa sekolah dasar dalam memantau badak Jawa, membuktikan bahwa edukasi sejak dini adalah langkah strategis dalam membangun generasi yang peduli terhadap lingkungan.

Tulisan ini bukan sekadar narasi kepunahan, tetapi panggilan untuk bertindak. Seperti yang disampaikan dalam Forum Bumi oleh Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia, hilangnya spesies dan ekosistem adalah krisis global yang membutuhkan respons cepat.

Kita masih memiliki waktu untuk mencegah kepunahan, tetapi tindakan harus dimulai sekarang. Dengan teknologi, kolaborasi, dan kesadaran bersama, kita dapat menjaga keanekaragaman hayati Indonesia sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang.

Jika bukan kita yang menjaga alam ini, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?

Daftar Pustaka

Balai Kliring Keanekaragaman Hayati. (2023). Keanekaragaman Hayati Indonesia. Retrieved from Balai Kliring Keanekaragaman Hayati Indonesia: https://balaikliringkehati.menlhk.go.id/ikhtisar-kehati-2024/#:~:text=Fauna%20endemis%20Indonesia%20berjumlah%20masing,amphibia%2C%20dan%20280%20jenis%20ikan.

forestation.fkt. (2022, Mei 8). Ancaman Kepunahan Burung Di Indonesia. Retrieved from Forestation FKT UGM: https://forestation.fkt.ugm.ac.id/2022/05/08/ancaman-kepunahan-burung-di-indonesia/

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2023, Juni 26). Laju Deforestasi Indonesia Tahun 2021-2022 Turun 84%. Retrieved from Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK): https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7243/laju-deforestasi-indonesia-tahun-2021-2022-turun-84

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2023, Desember 28). Keanekaragaman Hayati dan Potensi Pengembangan Bioprospeksi di Indonesia. Retrieved from Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan: https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7567/keanekaragaman-hayati-dan-potensi-pengembangan-bioprospeksi-di-indonesia

Litha, Y. (2023, Juni 10). Indonesia Jadi Negara dengan Spesies Burung Endemis Terbanyak di Dunia. Retrieved from VOA Indonesia: https://www.voaindonesia.com/a/indonesia-jadi-negara-dengan-spesies-burung-endemis-terbanyak-di-dunia/7131406.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun