Mohon tunggu...
Rustu Dzikri Rabbani
Rustu Dzikri Rabbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Matrilineal, Sistem Unik dalam Budaya Minangkabau

18 Oktober 2024   22:15 Diperbarui: 18 Oktober 2024   23:18 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suku Minangkabau atau suku Minang merupakan etnis yang mayoritasnya berada di Pulau Sumatera bagian barat. Mereka hidup berdasarkan adat dan budaya Minangkabau. 

Eksistensi dari orang Minangkabau itu sangat terkenal karena budaya-budaya yang sangat membedakan suku Minang dengan suku-suku lain di Indonesia, seperti merantau,  petatah petitih dan salah satunya yakni sistem kekerabatan Matrilineal yang dianut oleh suku Minangkabau, karena dominan suku-suku yang ada di Indonesia banyak yang menganut sistem patrilineal. 

Dan juga biasanya, kebanyakan dari orang-orang yang berada diluar atau kurang mengenal budaya pasti tidak mengetahuinya atau bahkan kaget bahwa terdapat budaya seperti ini.  Berdasarkan artikel Town and Country, bahwasannya suku Minangkabau masih menjadi masyarakat penganut sistem matrilineal di dunia.

Apa sih, yang dimaksud dengan Matrilineal ?. Matrilineal berasal dari kata matri (ibu) dan lineal (garis) yang berarti sistem kekerabatan yang mengacu kepada garis keturunan ibu. Karena budaya matrilineal ini menjadikan pandangan terhadap status perempuan terkhsus seorang ibu menjadi sangat sentral. 

Sehingga pemahaman yang dimiliki dalam adat Minangkabau yakni perempuan memiliki derajat yang tinggi, dan juga orang-orang Minangkabau sangat mengistimewakan kaum perempuannya.

 Sehingga terdapat beberapa perbedaan hak-hak meliputi hak material dan moral yang diterima oleh kaum laki-laki dan kaum perempuannya. Salah satunya ditunjukan dengan istilah bundo kanduang yang dalam  masyarakat diberikan kehormatan yang dalam artian sebagai perempuan yang diberi kehormatan dan keutamaan menurut oleh adat. 

Selain itu perempuan atau ibu merupakan peilik dari harta pusaka yang diterima dari mamak atau paman kepada kemenakan atau keponakannya. Harta ini nantinya akan diturunkan kembali kepada keturunan dari kaum perempuan sebagai penerus garis keturunan.

Mengapa orang Minang menganut sistem matrilineal ?. hal ini tidak lepas dari sejarahnya, berula pada zaman datuk Perpatih nan Sabatang dan datuk Katumanggungan di Minangkabau yang cinta akan perdamaian sehingga ia tidak memiliki suatu tentara atau prajurit perang. 

Hal ini menyebabkan banyak ancaman yang datang dari kerajaan lain, salah satunya dari kerajaan Majapahit yang saat itu dalam komando panglima perang Adityawarman. 

Lalu Kerajaan Minangkabau bukan bersiap untuk perang, melainkan menyambut kedatangan kerajaan ajapahit dengan keramahan dan tawaran pernikahan dengan adik kandungnya yang bernama Putra Jamilah. Tibanya mereka di ranah Minangkabau, Adityawarman merasa binggung dengan cara kerajaan Minangkabau ini dalam menyambut tamu, karena mereka datang sebagai ancama  kerajaan Minangkabau. 

Walau terjadi lika-liku akhirnya Adityawarman pun terpikat kepada Putri Jamila, dan mau untuk menikahinya dan Adityawarman dianggkat menjadi rajanya. Tapi saat itu mereka tahu bahwa budaya dari Adityawarman bahwa keturunan berdasarkan garis ayah. 

Untuk mengantisipasi hal itu dan menjaga warisan kerajaan agar tetap berada ditangan Putri Jamilah serta ia tetap menjadi Putri Minangkabau, maka ditetapkan adat Batali Bacambua yang menggubah struktur masyarakat di Minangkabau yakni pada aturan dari bapak mewariskan kepada anak menjadi diwariskan kepada kemenakan (keponakan) serta suku yang semula didapay dari bapak, menjadi di turunkan oleh dari pihak ibu.

Tentunya terdapat keunikan yang terdapat pada tradisi matrilineal. 

Dampak ini tidak hanya membuat ikatan kekeluargaan jauh lebih kuat terhadap keluarga dengan keturunannya melalui garis dari pihak ibu, seperti (1) pernikahan eksogami yang menjadi diharuskan untuk kedua belah pihak atau salah satu pihak dari yang menikah tidak lebur ke dalam kaum kerabat pasangannya, secara jelasnya tidak boleh menikah sesama suku jika sesama Minang, namun jika dengan laki-laki dari luar Minangkabau tidak dipermasalahkan, akan tetapi harus mematuhi aturan yang ada. 

(2) Tradisi melamar laki-laki menjadi keunikan pada suku Minangkabau, bahkan memberikan mahar kepada laki-laki dari pihak perempuan, "membeli" si laki-laki dengan uang yang disebut dengan uang jampuik, membawa seserahan, dan juga cincin emas untuk menghargai keluarga. 

Orang awam lumrahnya tahu dengan tradisi ini namun yang di lamar yakni dari laki-laki untuk perempuan, namun perbedaannya yakni seteleh mereka menikah, seorang laki-laki akan menjadi "tamu" sebab mereka keudian akan tinggal dirumah keluarga istrinya.

Mengapa hingga saat ini, budaya Matrilineal masih tetap bertahan ?, karena tradisi Matrilineal yang menekankan garis keturunan ibu bahkan warisannya. Sistem ini merupakan bentuk matriarki Minangkabau yang menjadi ciri khasnya. 

Sistem matrilineal masih bisa bertahan juga karena  sejak kecil orang Minangkabau telah dikenalkan dengan kebudayaan, sejarah dan politiknya. 

Disisi lain juga Minangkabau memiliki basis agama islam yang kuat dan cenderung bersifat partiarkis. Namun secara sejarahnya tidak jauh-jauh dari kejadian padri   dan masapembaharuan islam terhadap adat-adat minang yang tidak sesuai dengan kebudayaan islam dan matrilineal. Setelah hal itu munculah konflik antara kaum adat dan agama.

 Singkatnya tercetuslah istilah adat basandi syara', syara' bersandi kitabullah.  Ya...walau tidak dipingkiri beberapa keluarga minang, baik berada di wilayah Minang atau diluar banyak dari mereka tidak lagi menganut ketentuan-kententuan yang ada dalam sistem matrilineal dan beberapa budaya minang yang lain.

Namun, masih terdapat upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahan budaya minang agar tidak memudar. 

Upaya pemerintah dalam surat Edaran Nomor 420/3475/Disdik-2022, terhadap penerapan kurikulum mulok keminangkabauan yang di dukung dengan pengajaran dan pengetahuan keminangkabauan yang di sosialisasikan kesekolah-sekolah oleh akademisi Prodi Sastra Minangkabau Universitas Andalas yang telah ada pada tahun 1985 sebagai solusi dalam upaya untuk keluar dari krisis generasi pada saat itu. 

Selain itu sinergisitas inilah menciptakan lingkungan yang mendukung penyelenggaraan kurikulu mulok secara lebih efektif yang meningkatkan kesadaran pemuda akan budaya minangkabau ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun