Mohon tunggu...
Rustina M Noveny
Rustina M Noveny Mohon Tunggu... Tutor - ESI East Kutai - Fajar Pengharapan Sangsel - CE 4.0 Indonesia

Menulis untuk segala sesuatu yang menari-menari dan berkecamuk di pikiran, menulis menenangkan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendekatan Inovatif: Meningkatkan Pembelajaran PAK melalui Design Thinking di Kurikulum Merdeka

24 Maret 2024   20:32 Diperbarui: 25 Maret 2024   07:05 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar:  Beranda | Kurikulum Merdeka (kemdikbud.go.id) 

Pendidikan Agama Kristen memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai moral dalam kehidupan anak-anak. Namun, dengan perkembangan dunia modern yang begitu cepat, kita perlu terus berinovasi dalam cara mengajar materi agama Kristen agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Salah satu pendekatan inovatif yang dapat diterapkan adalah pemikiran design thinking dalam kurikulum merdeka.

Gambaran Umum tentang PAK (Pendidikan Agama Kristen)

Pendidikan Agama Kristen adalah bagian integral dari sistem pendidikan di banyak negara. Ini melibatkan pengajaran nilai-nilai Kristen, sejarah gereja, dan ajaran-ajaran Alkitab. Tujuan utama dari pendidikan agama Kristen adalah membantu siswa memahami keyakinan mereka, mengembangkan hubungan pribadi dengan Tuhan, dan menerapkan prinsip-prinsip Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dengan perubahan budaya dan tantangan modern, pendidikan agama Kristen perlu mengadopsi pendekatan inovatif untuk mempertahankan relevansinya.  

Kebutuhan Inovasi dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah atau lembaga pendidikan dengan tujuan memberikan pendidikan yang lebih holistik dan khusus sesuai dengan kebutuhan siswa. Kurikulum merdeka memberikan kebebasan untuk mengintegrasikan metode dan konten pembelajaran yang berbeda untuk mencapai hasil yang diinginkan. Namun, sering kali pendidikan agama Kristen terabaikan dalam kurikulum merdeka, mengakibatkan siswa kehilangan kesempatan berharga untuk memperdalam pemahaman dan pengalaman rohani mereka. Inilah mengapa diperlukan inovasi dalam kurikulum merdeka untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan agama Kristen.  

Melansir dari https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/, kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan karakteristik pengembangan soft skills dan karakter, terfokus pada materi esensial dan pembelajaran yang fleksibel.  Kurikulum Merdeka adalah inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah-sekolah dalam merancang kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan responsif terhadap keberagaman dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing sekolah. 

Kurikulum Merdeka menjadi bagian dari transformasi pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, responsif, dan relevan dengan tuntutan zaman. Program ini juga menekankan pentingnya pemberdayaan sekolah sebagai pusat pembelajaran yang dinamis dan inovatif.

Sumber gambar:  Beranda | Kurikulum Merdeka (kemdikbud.go.id) 
Sumber gambar:  Beranda | Kurikulum Merdeka (kemdikbud.go.id) 

Memahami Design Thingking dan Penerapannya dalam Pendidikan

Pemikiran desain adalah pendekatan kreatif dalam menyelesaikan masalah dan merancang solusi yang inovatif. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna, pengumpulan data, generasi ide, percobaan, dan iterasi. Dalam konteks pendidikan, pemikiran desain dapat diterapkan untuk mengembangkan kurikulum yang menarik, memadukan teknologi dalam pembelajaran, dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam pemahaman materi agama Kristen. Dengan memadukan pemikiran desain dalam pendidikan agama Kristen, kita dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan berarti bagi siswa.

Sumber gambar:  What is Design Thinking and Why is Everyone Talking About it? | by Designerrs Academy | Dtalks | Medium 
Sumber gambar:  What is Design Thinking and Why is Everyone Talking About it? | by Designerrs Academy | Dtalks | Medium 

Design Thinking adalah pendekatan yang kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah dengan fokus pada kebutuhan pengguna. Tokoh-tokoh utama yang mencetuskan design thinking adalah David Kelley dan Tim Brown dari IDEO, sebuah lembaga konsultan desain yang berbasis pada inovasi produk. Berikut adalah beberapa informasi lebih lanjut mengenai sejarah dan konsep Design Thinking:

  • Sejarah Design Thinking:

    • David Kelley dan Tim Brown dari IDEO adalah orang-orang yang memperkenalkan design thinking. Mereka ingin mengatasi masalah dengan berfokus pada kebutuhan pengguna atau user.
    • IDEO adalah lembaga konsultan desain yang berlatar belakang desain produk berbasis inovasi. Dari konsep yang dihadirkan oleh David Kelley dan Tim Brown, design thinking dikenal dan berkembang pesat.
    • Design thinking menggabungkan harapan dari sudut pandang manusia dengan aspek teknologi yang memiliki kelayakan dan nilai ekonomis.
    • Design thinking juga melibatkan kreativitas dalam menghasilkan ide dan solusi yang efektif untuk menyelesaikan masalah.
  • Konsep Design Thinking:

    • Design Thinking mengubah cara perusahaan atau organisasi berpikir dalam mencari solusi permasalahan.
    • Pola pikir pemilik perusahaan berubah ketika menggunakan design thinking dalam mengembangkan produk dan layanan.
    • Design thinking berfokus pada kebutuhan pengguna dan menggabungkan elemen people-centered serta tahapan empathize untuk memahami masalah secara mendalam.
    • Solusi yang dihasilkan berdasarkan Design Thinking efektif karena didasarkan pada kebutuhan pengguna.

Melansir dari https://www.researchgate.net/publication/367967568_Bloom%27s_Taxonomy_Approach_to_Cognitive_Space_Using_Classic_Test_Theory_and_Modern_Theory, Design Thinking dan Taksonomi Bloom saling melengkapi dalam mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik.  Berikut adalah hubungan antara keduanya dalam ranah C6 (Evaluasi dan Kreasi):

  • Evaluasi (C6):

    • Dalam design thinking, peserta didik mengevaluasi solusi yang telah dirancang.
    • Mereka mempertimbangkan keefektifan, kepraktisan, dan dampak dari solusi tersebut.
    • Ini melibatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis yang sejalan dengan tingkat C6 dalam Taksonomi Bloom.
  • Kreasi (C6):

    • Design thinking mendorong peserta didik untuk berkreasi dan menghasilkan solusi yang inovatif.
    • Ini mencakup menggabungkan ide-ide, merancang prototipe, dan menghasilkan solusi yang belum pernah ada sebelumnya.
    • Kemampuan berpikir kreatif dan menghasilkan sesuatu yang baru sejalan dengan tingkat C6 dalam Taksonomi Bloom.

Manfaat Mengintegrasikan Design Thinking dalam Pendidikan Agama Kristen

Menggunakan design thinking dalam pendidikan agama Kristen memiliki banyak manfaat. Pertama, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran mereka. Melalui design thingking, siswa diajak untuk berpikir kritis, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan mengaplikasikan pemahaman mereka dalam situasi kehidupan nyata. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang agama Kristen, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan kognitif dan sosial yang penting.  Kedua, menggunakan design thinking dalam pendidikan agama Kristen juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dengan menghadirkan materi pembelajaran yang menarik dan interaktif, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan mengembangkan rasa ingin tahu mereka tentang agama Kristen. Ini akan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih positif dan mendukung.

Dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, penerapan design thinking dapat membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih inovatif dan relevan bagi siswa. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:

1.  Discovery (Penemuan):

  • Guru memahami dan meneliti masalah yang telah disiapkan. Ini bisa berupa tantangan atau permasalahan yang relevan dengan materi Pendidikan Agama Kristen.
  • Peserta didik bersama-sama dengan guru memahami dan meneliti masalah tersebut melalui berbagai sumber, seperti buku pelajaran, internet, dan sumber lainnya.
  • Tujuan dari tahap ini adalah memperluas pengetahuan peserta didik dan memahami permasalahan secara mendalam.

2.  Interpretation (Penafsiran):

  • Guru mengarahkan peserta didik untuk menghubungkan titik-titik masalah yang telah ditemukan.
  • Peserta didik diminta untuk menggali lebih dalam dan menghubungkan semua aspek permasalahan. Hal ini membantu menyusun tahapan penyelesaian yang lebih fokus dan terarah.

3.  Ideation (Penghasilan Ide):

  • Peserta didik merangsang kreativitas mereka untuk menghasilkan ide-ide baru dalam menyelesaikan masalah.
  • Guru berperan dalam mengarahkan siswa agar ide-ide yang dihasilkan tetap sesuai dengan koridor permasalahan yang ada.

4.  Prototyping (Pembuatan Prototipe):

  • Peserta didik dapat merancang solusi atau prototipe berdasarkan ide-ide yang telah dihasilkan.
  • Guru dapat memberikan bimbingan dalam mengimplementasikan prototipe, misalnya dengan membuat presentasi, sketsa, atau model.

5.  Testing (Pengujian):

  • Peserta didik menguji prototipe yang telah dibuat.
  • Guru dan siswa bersama-sama mengevaluasi efektivitas solusi yang dihasilkan.

6.  Reflection (Refleksi):

  • Guru dan peserta didik merenungkan proses dan hasil yang telah dicapai.
  • Apa yang berhasil? Apa yang perlu diperbaiki? Bagaimana proses ini dapat diterapkan lebih baik di masa depan?

Strategi Praktis untuk Mengimplementasikan Design Thingking dalam Pendidikan Agama Kristen

Berikut adalah beberapa strategi praktis yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan pemikiran desain dalam pendidikan agama Kristen:

  1. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui proyek-proyek dan kegiatan yang relevan dengan nilai-nilai Kristen.
  2. Gunakan teknologi dan media pembelajaran interaktif untuk membuat materi agama Kristen lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
  3. Berkolaborasi dengan guru agama Kristen lainnya untuk berbagi ide dan pengalaman dalam mengajar materi agama Kristen dengan pendekatan inovatif.
  4. Evaluasi terus-menerus dan perbaikan berkelanjutan terhadap kurikulum mandiri untuk memastikan kesesuaian dan efektivitas dari pendekatan pemikiran desain yang diterapkan.

Sumber Daya dan Alat untuk Mengintegrasikan Design Thinghking dalam Kurikulum Merdeka

Ada banyak sumber daya dan alat yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan design thingking dalam kurikulum merdeka. Beberapa contohnya termasuk:

  1. Platform pembelajaran online yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan berpartisipasi dalam proyek-proyek kolaboratif.
  2. Aplikasi mobile yang menyediakan akses ke konten agama Kristen yang interaktif dan menarik.
  3. Pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru agama Kristen untuk mempelajari lebih lanjut tentang design thingking dan cara mengimplementasikannya dalam pembelajaran.

Tantangan dan Solusi yang Mungkin dalam Mengimplementasikan Design Thingking dalam Pendidikan Agama Kristen

Ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam mengimplementasikan design thingking dalam pendidikan agama Kristen. Beberapa di antaranya adalah kurangnya sumber daya, resistensi dari guru yang tidak terbiasa dengan pendekatan inovatif, dan kebutuhan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi perubahan yang cepat. Namun, ada solusi yang mungkin untuk mengatasi tantangan ini:

  • Mencari pendanaan tambahan dari pihak luar atau menggali sumber daya internal untuk mendukung pengembangan dan implementasi design thingking dalam pendidikan agama Kristen.
  • Memberikan pelatihan dan dukungan yang tepat kepada guru agama Kristen untuk membantu mereka mengatasi resistensi dan mengadopsi pendekatan inovatif dalam pembelajaran.
  • Membangun kerja sama dengan organisasi dan lembaga pendidikan lain yang memiliki pengalaman dalam mengimplementasikan pemikiran desain dalam pendidikan untuk mendapatkan bimbingan dan saran.

Kesimpulan: Masa Depan Inovasi Design Thingking dalam Kurikulum Merdeka dan Pendidikan Agama Kristen

Design thingking adalah pendekatan inovatif yang dapat meningkatkan pembelajaran pendidikan agama Kristen dalam kurikulum merdeka. Dengan menggunakan design thinking, kita dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan bagi siswa. Meskipun ada tantangan dalam mengimplementasikannya, ada banyak sumber daya dan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Dalam masa depan, kita dapat melihat lebih banyak sekolah Kristen yang mengadopsi design thingking dalam kurikulum mereka untuk meningkatkan pembelajaran agama Kristen dan membantu siswa mengembangkan hubungan pribadi yang lebih dalam dengan Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun