Malam itu, ada terima kasih yang terucap tetapi tidak sampai ke telinga penerima, ada pesta kecil-kecilan untuk merayakan 'dia' yang sudah diakui negara, ada hati kecil yang patah karena tidak diizinkan menonton sesuatu yang amat ditunggu, ada permintaan maaf atas kerja keras yang belum sepenuhnya terwujud, ada kesal yang dibungkus keringat.
Dan, sepertinya kami melupakan satu hal yang juga terjadi di malam itu, tetapi samar-samar di mata kami.
Malam itu, ada satu teman kami yang diserang perasaan was-was. Dan baru dapati kebenarannya esok hari, melalui pesan dari seorang teman. Kabar itu kami dapatkan pagi hari, tetapi air mata, perasaan-perasaan aneh, dan lain sebagainya kami dapati ketika matahari sedang jingga-jingganya.
Kami terlalu banyak mendapatkan hal-hal yang tak terpikirkan akan bertamu pada kami, dan tahu-tahu besok April sudah mau pamit. Rupanya kemarin malam dia sudah merapikan semua barang-barangnya.
Selamat jalan April dan segala kabutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H