Fenomena jurnalisme kekinian muncul sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang semakin masif. Publik bisa mengonsumsi informasi atau berita dalam berbagai bentuk dan platform. Dengan jaminan informasi seaktual mungkin, serta tidak terbatas ruang dan waktu.
Peran jurnalis pun tidak lagi hanya menulis berita atau merekam dan mengambil gambar di lapangan saja. Jurnalis dituntut untuk bisa menguasai semuanya. Hal tersebut terkadang membuat jurnalis kewalahan untuk memproduksi suatu berita. Pasalnya, mereka tidak lagi hanya memproduksi satu jenis berita.
Seperti ditulis oleh Mindy McAdams dalam tulisannya yang berjudul "(Re)defining Multimedia Journalism" bahwa salah satu kebutuhan paling mendesak para jurnalis di berbagai negara adalah perihal keterampilan multimedia baru. Seiring berjalannya waktu, para jurnalis pun mulai bereksperimen menggunakan alat dan teknik digital baru.
Perkembangan Produksi Media
Menurut Lister dalam Hadi (2009, h. 70), perkembangan media baru (new media) meruju pada perubahan produksi, distribusi, dan konsumsi media. Ada beberapa key term seperti digitality, interactivity, hypertextuality, dispersal, dan virtualityyang harus dipenuhi dalam media baru.
Jika dikaitkan dengan kegiatan jurnalistik yang mana melaporkan berbagai peristiwa di masyarakat dalam bentuk berita. Sedangkan berita tersebut tidak terlepas dari konstruksi atau perspektif tertentu. Maka, media berperan penting sebagai medium of the messages.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara tidak langsung menuntut pemberitaan yang tadinya disajikan secara cetak dan broadcast. Kini harus berubah menjadi berita online (e-news). Tidak hanya diproduksi dalam bentuk teks saja, melainkan juga audio dan video yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
Jurnalisme kekinian memunculkan fenomena baru yaitu konvergensi atau penggabungan berbagai media. Media konvensional seperti TV, radio, dan media cetak pun beralih menggunakan internet untuk menjangkau lebih banyak audiens.
Informasi yang disajikan pun semakin beragam, bahkan lebih unggul dari media-media konvensional. Mulai dari unsur kecepatan, interaktivitas, dan hyperlinks. Hal tersebut mampu menembus batas-batas geografis yang selama ini sulit dijangkau oleh media konvensional seperti radio.