Sontak Silvi pun bersaing harga dengan salah satu customers. Ketika Silvi berkata 25 juta, customer lain berkata 30 juta. Silvi berkata 35 juta, customer tersebut menawar 40juta. Sampai pada akhirnya, Silvi berkata 75 juta, dan tawaran Silvi diambil oleh WO tersebut.
Suatu waktu, Silvi menemukan WO tersebut sedang tawar-menawar dengan customer lain yang ternyata memberikan harga lebih tinggi yaitu 100 juta.
Seperti dikutip dalam Susanti dan Rochman (2016, h. 205), Vincent Mosco mengatakan bahwa dalam komodifikasi, semakin mahal suatu produk, maka kebutuhan individu atau sosial atas produk tersebut pun semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat saat Silvi sedang tawar-menawar harga dengan customer lain untuk mendapatkan gedung yang sudah dijanjikan oleh WO.
Selain itu, praktik komodifikasi juga dapat dilihat saat Raka menawarkan pada Silvi untuk menikah di Gedung Serba Guna di salah satu Masjid Kota Bandung. Silvi kecewa dengan tawaran Raka karena Silvi menganggap gedung serba guna bukanlah gedung yang berkelas.
Konsep pernikahan di gedung akan memberikan kesan mewah dan berkelas sehingga memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari semua gedung yang sudah ter-booking untuk tanggal 17 Juli 2017.Â
Terlebih background Silvi dan Dion yang merupakan seorang pekerja dengan kedudukan tinggi di kantornya semakin menambah nilai classy bagi mereka.
Mengidamkan Pernikahan Independen
Alih-alih menggunakan jasa wedding organizer. Silvi dan Dion justru ingin mengurus pernikahan mereka tanpa bantuan dari WO. Silvi beralasan bahwa jika nantinya Silvi dan Dion terkena masalah, mereka akan ingat betapa sulitnya menyusun bahtera rumah tangga bersama.
Mereka pun akhirnya mulai mempersiapkan semuanya. Hampir setiap hari, Silvi dan Dion bertemu untuk mendiskusikan apa saja yang perlu dipersiapkan seperti catering, gedung, pakaian, dan masih banyak lagi.
Mereka selalu menyempatkan waktu untuk bertemu di kafe sembari makan siang. Hal tersebut umum dilakukan oleh para pekerja yang memiliki jabatan tinggi di kantornya untuk memilih makan siang di sebuah kafe atau restoran mahal. Scene tersebut sempat muncul beberapa kali dalam film "Insya Allah, Sah!".