Keempat, bisa menjadi kepuasan batin dan kebahagiaan ketika melihat karya-karya itu menjadi koleksi rak buku yang ada di rumah. Suatu rasa yang sulit untuk digambarkan ketika melihat buku-buku yang telah menjadi buku yang bisa dipandang dan dinikmati.
Kelima, bisa menjadi motivasi untuk orang-orang yang ada di rumah. Syukur-syukur bisa mengikuti juga ingin menulis dan menerbitkan buku.
Ini semua terwujud karena berinteraksi dengan Kompasiana. Merawat hubungan yang sudah terjalin bertahun-tahun. Saya tetap menjaga itu diantaranya dengan terus menulis puisi di Kompasiana.
Semua orang bisa menulis tetapi tidak semua orang bisa konsisten menulis. Walau pun hanya menulis puisi. Karena puisi saya konsisten menulis di Kompasiana.
Setiap puisi selalu ada kisah. Ketika membaca puisi akan ingat dengan suatu peristiwa. Karena itu saya menulis puisi untuk suatu saat bisa mengingat kembali agar tidak lupa dengan peristiwa lama yang pernah terjadi.
Bermula dari puisi bisa melahirkan novel dan jenis tulisan lainnya. Saya sudah melakukan dan merasakan sehingga telah berbuah kenyataan. Karena itu saya tidak pernah mengecilkan arti sebuah puisi yang dibuat.Â
Saya yakin suatu saat puisi akan berkembang menjadi sebuah cerita yang panjang.
Melalui puisi bisa melawan lupa. Melalui puisi bisa mengembangkan menjadi cerita. Puisi yang saya tulis biasa-biasa saja. Ada juga beberapa yang menjadi artikel utama di Kompasiana.
Demikianlah sedikit catatan kisah saya bersama puisi-puisi yang ada di Kompasiana selama ini.
Salam literasi dari Pulau Bangka.