Kabupaten Bangka, provinsi kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu daerah dari 545 daerah yang menggelar pilkada pada hari Rabu, 27 November 2024 dengan calon tunggal yaitu pasangan Bupati dan Wakil Bupati melawan kotak kosong.
Di Bangka Belitung terdapat tiga daerah yang memiliki calon tunggal melawan kotak kosong. Selain Kabupaten Bangka juga di Kabupaten Bangka Selatan dan Kota Pangkalpinang.
Aku menggunakan hak pilih di TPS 09 lingkungan RSS Pemda Sungailiat, Kelurahan Bukit Betung yang lokasinya tidak jauh dari rumah.
Tiba di TPS pukul 09.30 Waktu Indonesia Barat. Di pintu masuk ada beberapa pemilih yang sedang antri. Aku pun ikut antri. Tidak sampai 10 menit setelah menyerahkan formulir C6 kepada petugas, aku mengambil tempat duduk menunggu panggilan untuk menggunakan hak pilih.
Ketika namaku dipanggil, aku pun menuju petugas dan diberikan dua kertas suara satu kertas suara untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta satu kertas suara untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur.
Hanya beberapa menit saja setelah masuk ke bilik suara coblos calon Bupati dan Wakil Bupati serta calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Siapa yang kupilih? Hal itu rahasia. Karena sesuai dengan asas Pemilu langsung umum dan bebas, rahasia (luber).
Bila dibandingkan dengan pemilihan umum lalu proses pemilihan dalam penggunaan hak suara mulai masuk TPS hingga keluar TPS dengan mencelupkan salah satu jari ke tinta yang sudah disediakan, Pikada waktunya sangat singkat. Selesai sudah melaksanakan kewajiban sebagai warga negara.
Namun Pilkada kali ini agak lain karena dari tiga kali Pilkada sebelumnya selalu ada pasangan calon bahkan lebih dari dua pasangan calon. Kali ini hanya satu pasangan calon. Ketika membuka kertas suara untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati hanya satu pasangan calon dan pilihan kedua adalah kolom kosong.
Demikianlah demokrasi kita, ketika seluruh partai politik hanya tertumpuh pada satu pasangan calon. Timbul pertanyaan, apakah tidak ada figur calon pemimpin yang lain di daerah ini?
Partai politik di daerahku juga agak lain. Mereka menyerbu untuk mendukung satus calon. Tetapi aku yakin masih banyak figur pemimpin. Tetapi tidak ingin mereka usung.
Mungkin pula karena tidak memilik8 biaya besar. Satu calon yang maju pada Pilkada 2024 ini amunisinya banyak sehingga bisa mencalonkan diri. Bisa pula karena mampu membayar mahar dengan jumlah yang tinggi kepada partai-partai politik yang meminta mahar. Semua itu rahasia mereka antara partai politik dan pasangan calon.
Agak lain ketika melihat kertas suara pada Pilkada sebelumnya banyak dengan wajah pasangan calon. Kali ini hanya satu pasangan calon dan satu lagi berupa kolam kosong yang bisa menjadi altenatif pilihan.
Agak lainnya lagi suasana Pilkada tahun 2024 tidak seramai Pemilu sebelumnya. Tidak semarak dengan terpasangnya spanduk, baliho dan alat peraga kampanye lainnya. Satpol PPP dan petugas lain tidak terbebani karena harus membersihkan alat peraga kampanye yang jumlahnya lebih banyak pada masa tenang, Pilkada kali ini jumlahnya lebih sedikit.
Begitu pula KPU dan pengawas pemilu tidak terlalu dibikin repot karena yang diurus hanya satu pasangan calon. KPU juga tidak banyak melakukan sosialisasi bisa dilihat dari sosial media yang mereka miliki. Miskin postingan tentang informasi Pilkada. Pilkada pun tidak banyak  didapat.
Walau pun kolom kosong yang juga disebut kotak kosong namun masih ada orang-orang yang ingin memenangkan kotak kosong. Relawan kotak kosong muncul di 3 daerah di Bangka Belitung yang memiliki pasangan calon tunggal yaitu di Bangka Selatan, Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka. Di antara 3 daerah yang paling  ramai gerakan relawan kotak kosong terdapat di Pangkalpinang.
Begitu pula Pasangan calon tunggal dalam pilkada juga tidak tinggal diam. walau pun Lawan mereka tidak terlihat rupa namun mereka selalu waspada. Bisa saja kotak kosong mengalahkannya. Kampanye hitam tergadap kotak kosang tidak terhindari.
Pilkada 2024 agak lain ketika formulir C6 diberikan kepada masing-masing pemilih di lingkungan tempatku tinggal antar rumah yang berdekatan diantar petugas yang berbeda. Seperti tetanggaku lebih awal sudah menerima C6 sedangkan keluargaku menerima C6 pada H-2 pelaksanaan Pilkada. Tiga rumah yang berdekatan di lingkungan kami dengan 3 petugas yang berbeda pengantar.
Pada pelaksanaan Pilkada sebelumnya yang mengantarkan formulir C6 dilakukan dengan berkoordinasi RT Â setempat, tetapi tahun ini tidak dilakukan. Aku pun sempat cemas karena sudah mendekati Pilkada belum menerima formulir C6.
Inilah sedikit pengalaman pelaksanaan Pilkada di kampung kami. Pilkada agak lain dengan satu pasangan calon melawan kotak kosong. Merupakan pengalaman untuk pertama kali hadirnya calon kotak kosong dalam catatan plaksanaan Pilkada secara langsung di negeri ini. Kita tinggal menunggu, siapa yang menang dalam Pilkada dengan suara terbanyak.
Bila kotak kosong yang menang berarti kepala daerah akan ditempati Pj Bupati yang diangkat pemerintah melalui keputasan Menteri Dalam Negeri dari PNS dengan jabatan minimal eselon 2a. Â Selain itu bila kotak kosong menang dalam tahun 2025 bakal diselenggarakan Pilkada kembali.(Rustian Al'Ansori)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H