Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis di Kompasiana Melahirkan Puluhan Buku

23 Oktober 2023   07:10 Diperbarui: 23 Oktober 2023   07:18 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi ingin memiliki buku karya sendiri terwujud setelah 8 tahun menulis di Kompasiana.

Ada 26 buku yang saya tulis sendiri dan puluhan buku hasil nulis bareng dengan penulis lain telah lahir merupakan hasil menulis di Kompasina. Buku karya sendiri pertama terbit pada tahun 2019 merupakan kumpulan puisi Mimbar Tua dan kumpulan cerita pendek (cerpen) Suami, Istri dan Ayam Kate.

Tahun 2020 mulai dilanda pandemi Covid 19 saat banyak bekerja dari rumah mengisi hari-hari dengan menulis hingga sekarang tahun 2023 lahir buku kumpulan puisi Bulan di Atas Selat Sunda dan novel Air Mata Inayah 2. Tercatat sudah ada 11 buku lahir selama tahun 2023.

Lahirnya buku-buku itu karena bepikir bagaimana bisa mrngabadikan tuisan yang ada di Kompasiana sudah mencapai 7200 artikel lebih ke dalam buku. Terutama tulisan yang di tulis pada tahun awal di Kompasiana pada tahun 2014. Dengan buku lebih mudah bisa membuka karya yang sudah lama di tulis. Tinggal mengambil di rak buku bila ingin membacanya.

Perpustakaan diisi karya sendiri ternyata sensasinya berbeda. Cover buku yang cantik kembali karya lama bisa di lihat dalam halaman demi halaman. Semangat menulis bertambah tidak hanya melahirkan buku antologi puisi juga buku tentang perpustakaan di antaranya Jejak di Pustakaan Pustakawan Meraih Mimpi (2022) serta Pustakawan dan Radio (2023). Ada juga buku kumpulan pantun yakni Lejuk Pantun (2023).

Sembilan tahun menulis di Kompasiana telah mendorong untuk menulis buku. Dipicu pula ketika saya mulai Mei 2019 bertugas sebagai ASN di perpustakaan umum daerah (perpusda) kabupaten Bangka.

Di perpusda inilah saya bersama pustakawan Fitri merintis membuka kelas menulis. 

Baca juga: Koruptor

Menurut Fitri selama menjadi pustakawan belum pernah ada kelas menulis di perpusda Bangka padahal menulis merupakan literasi dasar selain membaca buku. Dia meminta saya yang menjadi pemateri.

Ilmu menulis saya tak seberapa membikin saya tidak percaya diri. Tapi desakan Fitri bertubi-tubi agar bisa terwujud adanya kelas menulis pertama di perpusda. Akhirnya saya nekad hanya dengan bermodal menulis di Kompasiana pengalaman inilah saya ceritakan kepada para peserta pelatihan menulis yang diberi nama Menulis di Blog.

Baca juga: Baliho

Peserta pelatihan menulis merupakan pengelola perpustakaan desa (perpusdes). Harapan saya para peserta bisa membuat akun di Kompasiana dan berbagi pengalaman dalam pembangunan literasi di desa.

Alumni kelas menulis ini ada yang sudah menerbitkan novel yaitu Arozi, pengelola perpusdes Kapuk, kecamatan Bakam, kabupaten Bangka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun