Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku Diolah Tanda Perpustakaan Dikelola

7 November 2022   06:12 Diperbarui: 7 November 2022   07:29 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dialog Ruang Pustaka RRI (dokpri)

Mengolah buku di perpustakaan merupakan salah satu tugas pustakawan.

Tugas yang tidak gampang sebagai pengelola perpustakaan karena membutuhkan ketrampilan sehingga buku tidak salah dalam mengklasifikasinya.

Demikian pula yang dilakukan Charles pustakawan MTs Negeri 1 Bangka yang tahun 2022 ini terakreditasi A.

Ketika sebagai narasumber dialog interajtif Ruang Pustaka RRI Sungailiat Charles menjelaskan,  pengolahan buku dilakukan  dengan tahapan-tahapan yang sesuasi dengan klasifikasi.

Buku yang selesai diolah untuk mempermudah pustakawan dan pemustaka dalam mencari buku yang diinginkan.

Sekarang ini dalam pengolahan buku sudah on line yang lebih mempermudah dalam mencari buku yang dinginkan pemustaka ketimbang secara manual.

Namun tidak semua pengelola perpustakaan mengetahui cara nengolah buku karena itu Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan Asosiasi Tenaga Perpustakaan Indonesia (ATPUSI) kabupaten Bangka terus melakukan sosialisasi diantaranya dengan menggunakan media massa yakni RRI maupun melalui tatap muka langsung.

Ketua IPI yang juga Ketua ATPUSI kabupaten Bangka Yusnita mengakui, masih ada pengelola perpustakaan yang belum mengetahui bagaimana cara mengolah buku.

"Masih ada yg belum paham dalam mengolah buku, ini merupakan tantangan bagi kami untuk memberikan bimbingan kepada pengelola perpustakaan," kata Yusnita.

Dijelaskannya, bahan pustaka harus diolah karena itu perlu dilakukan pembinaan secara langsung ke perpustakaan sekolah. 

Terlihat masih ada buku di perpustakaan yang belum diolah, hal ini bisa disebabkan pengelola perpustakaan tidak menetap karena sering mutasi yakni berpindah tugas. Belum sempat merampungkan tugasnya sudah dipindahtugaskan.

"Bisa pula pengelola sebelumnya yang paham tidak menularkan kemahirannya kepada penggantinya," ungkap pustakawan ahli muda ini.

Meningkatkan kompetensi pustakawan bisa didapat dari pelatihan karena itu IPI dan ATPUSI kabupaten Bangka akan menyelenggarakan pelatihan dari swadana anggota terkait dengan mengelola perpustakaan seperti bimtek pendaftaran Nomor Pokok Perpustakaan (NPP), akreditaisi perpustakaan dan lain-lain.

Karena itu jangan anggap enteng bekerja di perpustakaan yang juga dibutuhkan ketrampilan khusus.

Wakil Ketua ATPUSI kabupaten Bangka Heti Rukmana mengingatkan, seorang pustakawan dalam menjalankan tugasnya tidak sekedar  datang, lihat,pulang tapi harus bisa menata ruangan, mengolah buku serta bisa mengarahkan pemustaka dan lain-lain.

Mengelola perpustakaan dibutuhkan ilmu yang mumpuni sehingga perpustakaan bisa terakreditasi sesuai standarisasi.

Salam literasi dari pulau Bangka.

Rustian Al'Ansori

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun