Mengolah buku di perpustakaan merupakan salah satu tugas pustakawan.
Tugas yang tidak gampang sebagai pengelola perpustakaan karena membutuhkan ketrampilan sehingga buku tidak salah dalam mengklasifikasinya.
Demikian pula yang dilakukan Charles pustakawan MTs Negeri 1 Bangka yang tahun 2022 ini terakreditasi A.
Ketika sebagai narasumber dialog interajtif Ruang Pustaka RRI Sungailiat Charles menjelaskan,  pengolahan buku dilakukan  dengan tahapan-tahapan yang sesuasi dengan klasifikasi.
Buku yang selesai diolah untuk mempermudah pustakawan dan pemustaka dalam mencari buku yang diinginkan.
Sekarang ini dalam pengolahan buku sudah on line yang lebih mempermudah dalam mencari buku yang dinginkan pemustaka ketimbang secara manual.
Namun tidak semua pengelola perpustakaan mengetahui cara nengolah buku karena itu Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dan Asosiasi Tenaga Perpustakaan Indonesia (ATPUSI) kabupaten Bangka terus melakukan sosialisasi diantaranya dengan menggunakan media massa yakni RRI maupun melalui tatap muka langsung.
Ketua IPI yang juga Ketua ATPUSI kabupaten Bangka Yusnita mengakui, masih ada pengelola perpustakaan yang belum mengetahui bagaimana cara mengolah buku.
"Masih ada yg belum paham dalam mengolah buku, ini merupakan tantangan bagi kami untuk memberikan bimbingan kepada pengelola perpustakaan," kata Yusnita.
Dijelaskannya, bahan pustaka harus diolah karena itu perlu dilakukan pembinaan secara langsung ke perpustakaan sekolah.Â
Terlihat masih ada buku di perpustakaan yang belum diolah, hal ini bisa disebabkan pengelola perpustakaan tidak menetap karena sering mutasi yakni berpindah tugas. Belum sempat merampungkan tugasnya sudah dipindahtugaskan.
"Bisa pula pengelola sebelumnya yang paham tidak menularkan kemahirannya kepada penggantinya," ungkap pustakawan ahli muda ini.
Meningkatkan kompetensi pustakawan bisa didapat dari pelatihan karena itu IPI dan ATPUSI kabupaten Bangka akan menyelenggarakan pelatihan dari swadana anggota terkait dengan mengelola perpustakaan seperti bimtek pendaftaran Nomor Pokok Perpustakaan (NPP), akreditaisi perpustakaan dan lain-lain.
Karena itu jangan anggap enteng bekerja di perpustakaan yang juga dibutuhkan ketrampilan khusus.
Wakil Ketua ATPUSI kabupaten Bangka Heti Rukmana mengingatkan, seorang pustakawan dalam menjalankan tugasnya tidak sekedar  datang, lihat,pulang tapi harus bisa menata ruangan, mengolah buku serta bisa mengarahkan pemustaka dan lain-lain.
Mengelola perpustakaan dibutuhkan ilmu yang mumpuni sehingga perpustakaan bisa terakreditasi sesuai standarisasi.
Salam literasi dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H