Pantun yang pertama sebagai pembuka kata
Kata dirangkai menjadi frasa
Kutulis pantun ini untuk pak Tjipta dan Ibu Roselina
Sebagai tanda persahabatan kita
Pantun yang kedua menjalin silaturahmi
Silaturahmi diajarkan sejak usia muda
Walaupun pak Tjipta dan ibu Roselina ada di Australia
Komonikasi tetap terjalin melalui Kompasiana
Pantun yang ke tiga membagi cerita
Cerita dikisah dari pesisir
Tulisan ibu dan bapak hampir setiap hari kubaca
Membuat aku semakin kuat dalam berpikir
Pantun yang ke empat telah mendapat manfaat
Manfaat dari petuah dan nasehat
Ibu dan bapak telah menginspirasi
Walaupun usia tidak muda lagi
Pantun yang ke lima di tulis dari pulau Bangka
Pulau yang indah penghasil timah
Walaupun kita belum pernah berjumpa
Dari tulisan dan suara bapak serta ibu terasa ramah
Pantun yang ke enam bibit sudah ditanam
Ditanam bunga mawar berwarna merah
Semangat bapak dan ibu menjadi tertanam
Kondisi apapun terus berkarya tidak kenal menyerah
Pantun yang ke tujuh kapal yang berlabuh
Berlabuh di dermaga Tanjung Batu
Semangat yang kuat tidak mengeluh
Pak Tjip dan bu Ros telah menguatkanku
Pantun yang ke delapan ada tanya
Tanya tidak dijawab juga tidak apa-apa
Bagaima bisa terjalin cinta antara  pak Tjip dan ibu Roselina
Hingga sampai terwujudnya keabadian cinta
Pantun yang ke 9 katanya angka yang beruntung
Untung adalah nama anak laki-laki
Inilah kata yang bisa kusambung
Menjadi pantun semoga bapak dan ibu sukai
Sungailiat, 7 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H