Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | WhatsApp Arwah

14 Juni 2020   11:10 Diperbarui: 22 Juli 2023   08:43 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari mana bisa tahu dengan nomor WA ku. Ijo telah mengganti nomor telepon sejak berhenti dari tempat kerjanya yang lama. Termasuk keluarga almarhuma tidak mengetahui nomor telepon Ijo.

Pesan WA yang sama kembali masuk ke WA Ijo. Bahkzn setiap 5 menit sekali.

"Jawab saja, abang menerima maafnya," kata istrinya.

Ijo belum membalas, sepertinya ia masih berat memberikan maaf. 

"Kalau orang sudah minta maaf kita harus memaafkan, bila tidak bisa menjadi dosa," yakin istri Ijo.

"Siapa yang mengirimkan pesan ini? Kan orangnya sudah meninggal?"

Ijo merasakan ada yang aneh dari pesan WA itu. Bila keluarganya yang mengirimkan pesan seharusnya menyampaikan identitas sebagai yang mewakili almarhumah. Namun pesan yang dikirim seperi almarhumah sendiri yang mengirimkan. Tidak mungkin itu terjadi. Aneh, orang yang sudah meninggal dunia masih mengirimkan pesan WA?

Bisa jadi ini teror. WA palsu. Mengingat beberapa teman Ijo sempat dipalsukan WAnya. Menggunakan nomor lain, tapi foto yang dipergunakan bisa saja foto almarhumah. Setiap 5 menit pesan yang sama terus diterima Ijo. Ia belum juga membalas. 

          ***

Ijo ingin tahu kebenaran pesan WhatsApp yang ia terima. Ia menemui teman tempat kerjanya dulu. Dari Ilu, Ijo mendapatkan informasi yang mengejutkan. 

"Benar ini WA almarhumah, tapi sejak meninggal  nomor itu sudah tidak aktif lagi," kata Ilu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun