Pasiem pasitif Covid-19 ke 3 di kabupaten Bangka merupakan warga yang berdomisili di desa Merawang, kecamatan Merawang, kabupaten Bangka berinisial Bsn (31). Bsn di jemput tim Gugus Tugas Percepatan  Penanganan Wabah Covid-19 Bangka, Minggu (3/5).
Bsn menempati rumah di linguperusahaan peternakan ayam di Merawang. Turut serta di bawa tim Gugus Tugas yakni teman satu kamar dengan Bsn yang akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kesehatannya.Â
Bsn diketahui sebagai karyawan dari pasien yang sudah lebih dahulu dinyatakan positkf Covid-19 di Pangkalpinang. Diduga kuat Bsn tertular dari bosnya. Pasien yang dijemput dinyatakan posituf Covid-19 hasil tes dari lab di Palembang.Â
Test yang dilakukan terhadap Bsn dilakukan tanggal 26 April 2020 lalu, setelah sepekan baru diketahui hasilnya. Sedangkan yang bersangkutan telah berinteraksi dengan beberapa orang, termasuk teman satu kamar yang berinteraksi dengan Bsn yang baru diketahui. Sispa saja yang lain? Inilah yang menbuat kecemasan .
Sebelum BSn dijemput tim Gugus Tugas, sehari sebelumnya Sabtu (2/5) tim Gugus Tugas di desa Baturusa, kecamatan Merawang menjemput MIK (41) yang merupakan teman MI yang merupakan teman pasien pertama postif Covid-19 di kabupaten Bangka yang bertempat tinggal di desa Pemali. MIK dan MI sama-sama pulang dari Gowa mengikuti Tabliq Akbar ummat Islam.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan  Covid 19 Kabupaten Bangka Boy Yandra menjelaskan, penjemputan MIK sempat berjalan alot karena yang bersangkutan menolak di bawa untuk di karantina di Balai Diklat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkalpinang.Â
Setelah bermusyawarah termasuk dengan keluarga MIK, terungkap ia keberatan di karantina karena tidak ada yang menjamin bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari anak dan istrinya yang juga  lagi hamil. Jadi pertanyaannya  dimana bantuan untuk warga yang terdampak Covid-19?Â
Kalau memang ada bantuan sembako dan lain-lain warga yang positif Covid-19 tidak akan menolak di karantina. Wajar saja MIK menolak karena ia merasa tubuhnya sehat karena termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG). Saya bisa menangkap maksud MIK awalnya menolak dikarantina, "saya dikarantina, anak istri saya makan apa?" Kira-kira begitulah yang ada di benak MIK.Â
Bila ada kejelasan dan tindakan cepat terhadap masyarakat yang mengalami langsung dampak dari pandemi. Bila diantisipasi dengan cepat tidak terjadi adanya warga yang menyembunyikan Covid - 19 yang sudah bersarang dalam tubuhnya. Bahkan mereka akan datang sendiri minta diperiksa.Â
Sikap mereka yang diminta mengisolasi diri namun tidak melakukan seperti yang dianjurkan karena tuntutan ekonomi, mereka berkerja dan keluar rumah. Isolasi mandiri juga harus mulai diikuti dengan bantuan ekonomi sesegera mungkin.Â
Pengalaman dari 3 orang yang dinyatakan positif Covid-19 di kabupaten Bangka, sudah harus ada kewaspadaan lebih dari masyarakat karena mereka memiliki riwayat di masa isolasi mandiri masih bebas beraktivitas yang akan berpotensi menularkan kepada orang lain. Entah kemana saja mereka sudah melangkah yang berpotensi menyebarkan wabah? Â
Pihak Gugus Tugas Penanganan dan Pengendalian Covid-19 sedang melacak keberadaan beberapa orang rekan MI dan MIK yang sama-sama dari Gowa. Apakah mereka ini menyembunyikan diri? Bisa saja karena takut dikarantina karena bansos yang belum jelas. Semoga saja ada kejelasan, sehingga dengan kesadaran sendiri bisa memeriksa diri. Semoga tidak ada lagi yang terkangkiti.Â
Sementara itu data Covid-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hingga Minggu (3/5) pukul 16.00 wib dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 tercatat positif/terkonfirmasi Covid 19 berjumlah 20 orang.Â
Salam dari pulau Bangka.Â
Rustian Al'AnsoriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H