Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Suami di Karantina, Anak Istri Makan Apa?

3 Mei 2020   18:11 Diperbarui: 3 Mei 2020   19:07 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selalu pakai masker, mencegah dari Covid-19 (dokpri)

Pasiem pasitif Covid-19 ke 3 di kabupaten Bangka merupakan warga yang berdomisili di desa Merawang, kecamatan Merawang, kabupaten Bangka berinisial Bsn (31). Bsn di jemput tim Gugus Tugas Percepatan  Penanganan Wabah Covid-19 Bangka, Minggu (3/5).

Bsn menempati rumah di linguperusahaan peternakan ayam di Merawang. Turut serta di bawa tim Gugus Tugas yakni teman satu kamar dengan Bsn yang akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kesehatannya. 

Bsn diketahui sebagai karyawan dari pasien yang sudah lebih dahulu dinyatakan positkf Covid-19 di Pangkalpinang. Diduga kuat Bsn tertular dari bosnya. Pasien yang dijemput dinyatakan posituf Covid-19 hasil tes dari lab di Palembang. 

Test yang dilakukan terhadap Bsn dilakukan tanggal 26 April 2020 lalu, setelah sepekan baru diketahui hasilnya. Sedangkan yang bersangkutan telah berinteraksi dengan beberapa orang, termasuk teman satu kamar yang berinteraksi dengan Bsn yang baru diketahui. Sispa saja yang lain? Inilah yang menbuat kecemasan .

Sebelum BSn dijemput tim Gugus Tugas, sehari sebelumnya Sabtu (2/5) tim Gugus Tugas di desa Baturusa, kecamatan Merawang menjemput MIK (41) yang merupakan teman MI yang merupakan teman pasien pertama postif Covid-19 di kabupaten Bangka yang bertempat tinggal di desa Pemali. MIK dan MI sama-sama pulang dari Gowa mengikuti Tabliq Akbar ummat Islam.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan  Covid 19 Kabupaten Bangka Boy Yandra menjelaskan, penjemputan MIK sempat berjalan alot karena yang bersangkutan menolak di bawa untuk di karantina di Balai Diklat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pangkalpinang. 

Setelah bermusyawarah termasuk dengan keluarga MIK, terungkap ia keberatan di karantina karena tidak ada yang menjamin bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari anak dan istrinya yang juga  lagi hamil. Jadi pertanyaannya  dimana bantuan untuk warga yang terdampak Covid-19? 

Kalau memang ada bantuan sembako dan lain-lain warga yang positif Covid-19 tidak akan menolak di karantina. Wajar saja MIK menolak karena ia merasa tubuhnya sehat karena termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG). Saya bisa menangkap maksud MIK awalnya menolak dikarantina, "saya dikarantina, anak istri saya makan apa?" Kira-kira begitulah yang ada di benak MIK. 

Bila ada kejelasan dan tindakan cepat terhadap masyarakat yang mengalami langsung dampak dari pandemi. Bila diantisipasi dengan cepat tidak terjadi adanya warga yang menyembunyikan Covid - 19 yang sudah bersarang dalam tubuhnya. Bahkan mereka akan datang sendiri minta diperiksa. 

Sikap mereka yang diminta mengisolasi diri namun tidak melakukan seperti yang dianjurkan karena tuntutan ekonomi, mereka berkerja dan keluar rumah. Isolasi mandiri juga harus mulai diikuti dengan bantuan ekonomi sesegera mungkin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun