Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Dibiarkan Telanjang

29 April 2020   04:17 Diperbarui: 29 April 2020   04:10 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rahim malam telah melahirkan puisi yang tertahan
sejak siang sungsang di otakku
lahir tanpa pendarahan
puting malam telah memberikan susu
tak ada tangisan

Puisi dibiarkan telanjang
dibiarkan lantang
tiba-tiba tangisannya panjang
pusar bait menulis kematian
telah melilit leher baris
kembali menulis
pena telah dirasuki iblis

Malam menjadi kesurupan
tak kuat menahan tangisan
setelah kematian
wabah telah menghabisi
kelahiran telah menjadi sia-sia
puisi tidak mati
setelah penyairnya tiada
masih punya nama

Sungailiat, 29 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun