Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Tanpa Muatan Lokal Seperti Bukan di Kampung Sendiri

17 April 2020   22:39 Diperbarui: 17 April 2020   22:41 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukankah selama ini sebaliknya? Penanaman dan pemahaman tentang seni budaya daerah semakin mempekokoh jati diri Bangsa dan ciri khas seni dan budaya daerah sebagai identitas daerah.

Diakui atau tidak, Bangka Belitung setelah menjadi provinsi  banyak dijejali karya kontemporer. Bagaimana dengan karya klasik yang asli juga selayaknya menjadi bahan pelajaran bagi siswa, ini bisa menjadi inspirasi bagi peserta didik yang ingin berkreasi dengan tidak meninggalkan akar budaya sehingga identitas daerah tidak hilang. 

Rasa seni saya menilai, contoh yang paling terlihat di seni musik bila dibandingkan dengan daerah lain seperi Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan lain-lain mendengar intronya saja sudah dapat memastikan asal daerah musik tersebut, begitu kuatnya identitas karya seni daerah lain. 

Seiring dengan upaya membuat bahan buku pelajaran muatan lokal, ada baiknya juga memperkuat dengan membuat relugasi seperti Peratutan Daerah (Perda) tentang pakaian daerah, acara adat perkawinan dan acara adat lainnya sebagai upaya melindungi dan melestarikan kebudayaan Bangka Belitung.

Di Bangka Belitung sudah ada daerah yang membuat Perda terkait dengan adat daerah. Masih ada daerah yang belum membuat Perda yang terkait seni budaya daerah. 

Regulasi tentang seni budaya akan memperkuat dan menjadi acuan masyarakat sehingga tidak bingung lagi seperti apa seni budaya daerah, dan tidak terjadi kesalahan dalam penapsiran. Ini juga sebagai acuan dalam pembuatan buku pelajaran muatan lokal. 

Kini tinggal bagaimana semua pihak, pemangku kebijakan, para praktisi pendidikan menilai penting atau tidak muatan lokal dalam mata pelajaran sekolah di Bangka Belitung menjadi bagian dari kurikulum.

Bagaimana dengan pelajaran bahasa daerah, kan banyak dialek bahasa daerah di Bangka Belitung? Hingga saat ini belum ada kesepakatan, perlu adanya pertemuan untuk mendapatkan kesepakatan. 

Melalui pertemuan seluruh tokoh budaya daerah, apa itu di Kabupaten, Kota maupun di tingkat Provinsi untuk menyepakati satu dialeg yang dipakai dari banyak dialeg yang ada sebagai bahan pelajaran di sekolah. 

Kita punya lembaga adat, namun yang menonjol dan diekspose tugasnya hanyalah memberi gelar adat. Muatan lokal dalam pelajaran sekolah penting untuk membentuk karakter serta memperkuat identitas sebagai orang Bangka Belitung, bukannya generasi bingung.

Tidak adanya kejelasan serta informasi yang tidak lengkap tentang sejarah, seni dan budaya serta hal lainnya tentang daerah Bangka Belitung akan menimbulkan konflik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun