Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menampung Embun

21 Oktober 2019   23:29 Diperbarui: 21 Oktober 2019   23:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam adalah kita
Tidak lari walaupun dingin mulai terasa
Kita sedang menampung embun
Melalui telapak tangan masing-masing yang mulai turun
Kemudian dibasuh ke wajah yang terpanggang
Terasa pipi yang keriput mengencang
 
Malam adalah kita
Yang sedang menerapi rasa
Terasa semakin tua
Walaupun bulan tidak merasa
Begitu pula bintang
Juga kunang-kunang
Tidak ingin jadi pecundang
Malam ini berjuang
 
Malam adalah kita
Ditemani embun yang hanya bisa dirasa
Ditemani bulan yang tidak bisa dibaca
Dtemani bintang yang tidak berkata-kata
Diam saja
Hingga malam berakhir, walaupun menyisakan tanya
 
Sungailiat, 21 Oktober

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun