Menyendiri dalam ruang yang tak berbatas kata-kata, bebas mengungkapkan apa saja sesuai kau suka. Ini hanya sementara, setelah ini kau bisa lari kemana saja. Termasuk mencari masa lalu yang sempat tidak tercatat dalam otakmu yang sempat luka. Telah lama pikiranmu tidak merdeka, karena terpenjara yang juga berasal dari kata-kata.
Dari dalam gelap, kau melihat terang tanpa bayang-bayang yang mengejar sepi. Tak cukup kata-kata hanya diungkap dalam puisi. Tapi dibutuhkan narasi panjang dengan diksi setangguh besi. Salah memilih kata, akan kau rasakan neraka dunia yang telah dibakar sendiri. Bersiaplah kau diludahi dari banyak mulut bau yang kering karena dahaga hati.Â
Sungailiat, 11 September 2019