Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok Tak Akan Meninggalkan Panggung Politik

23 Januari 2019   11:21 Diperbarui: 24 Januari 2019   10:59 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia tidak mau lagi dipanggil Ahok, lebih suka dipanggil BTP, begitu kabar terakhir. Singkatan kata, panggilan yang diinginkan sama halnya dengan politisi-politisi yang lain sebagai brand, mudah diingat juga akrab. Telihat bahwa ahok sedang bersiap - bersiap kembali ke panggung politik. Ahok tidak pernah bisa lari dari politik. Walau ia terkenal dengan politisi kutu loncat yakni pindah - pindah partai. Ahok lebih condong bergabung dengan partai yang kuat (berkuasa). Lihat saja sepakterjangnya, ketika mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur ia dari partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) , kemudian gagal Pilkada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI asal Bangka Belitung dari partai Golkar, kemudian ketika mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dari partai Gerindra. Melihat rekam jejak Ahok dalam perjalanan politiknya, setelah menyelesaikan masa tahanan kemungkinan besar akan terjun kembali ke panggung politik dengan bergabung bersama partai besar kemungkinan seperti PDI Perjuang, bisa pula Partai Nasdem.

Setelah keluar dari penjara, Ahok saya yakin akan kembali ke panggung politik nasional. Apakah Ahok akan mendirikan partai baru? Sepertinya tidak, melihat gaya Ahok ia lebih suka bergabung ke partai politik yang memiliki kekuatan besar (banyak kursi di legeslatif) untuk meluluskan keinginan politiknya, bukan untuk membesarkan dan membangun parpol itu. Tapi kali ini setelah menjalani pembinaan di "ponpes" (pondok pesantren) Mako Brimob, saatnya Ahok berubah agar tidak menjadikan partai politik sekedar sebagai keretanya tapi mengabdi kepada partai, kalau di PDI Perjuang dikenal sebagai petugas partai.

Terkait dengan ia tidak ingin lagi dipanggil Ahok tapi BTP, menurut saya ia memilih BTP karena lebih melenial dan gaul ketimbang nama Ahok yang kendengarannya jadul yakni panggilan untuk warga Tinghoa jaman dulu. Lagi-lagi menuru saya, lebih familier dipanggil Ahok ketimbang BTP.

Inilah catatan singkat saya tentang Ahok, yang saya tahu yang sebentar lagi akan bebas dan  mengirup udara segar setelah menjadi terpidana kasus penistaan agama.

Salam dari pulau Bangka. 

Rustian Al Ansori 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun