Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Larang Anak Bila Ingin Membeli Buku

13 Januari 2019   12:27 Diperbarui: 13 Januari 2019   12:47 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Ayah boleh ya beli buku, ada empat buku bagus.”

Telepon putriku dari toko buku di Pangkalpinang

" Boleh, ada uangnya kan?"

“Ada.”

Saya tidak ikut serta. Ia dengan ibunya pergi ke toko buku, mengisi waktu liburan semester. Minat membaca buku, juga diikuti kesukaan membeli buku dari menyisihkan sebagian uang saku yang ditabungnya.

Sudah menjadi kebiasaan termasuk membeli buku, tak lupa meminta izin dahulu. Kesukaannya membaca tampak setelah SMA. Sulit memang untuk mmbisakan anak - anak membaca. Semangat literasi itu sudah harus dimulai sejak dini.

Pengalaman saya, ketika anak - anak masih duduk di Pendidikan Usia Dini ( PAUD ) sering dibawa ke toko buku, ada baiknya setelah dirasakan sekarang ini.  Dimulai dengan suka buku bergambar ketika anak - anak, hingga beranjak dewasa sudah mulai suka membaca buku sastra.

Utamanya,  ketika anak - anak ingin membeli buku bacaan jangan pernah ditolak. Mau dibaca atau tidak, pokoknya beli dahulu. Secara pelahan setelah sering berada di toko buku.

Begitu pula sudah dibiasakan suka memilih sendiri  buku yang ia suka, kebiasaan itu terbawa hingga dewasa. Apa lagi sudah duduk dibangku perguruan tinggi, ia harus membaca. Membaca bukalah sesuatu yang asing dan tidak membosankan baginya karena sudah terbiasa sejak usia dini. 

Menjadi teladan itu memang susah. Karena aku sering membaca, mungkin ini juga menjadi motivasinya untuk membaca. Ketika saya masih menjadi reporter radio, saat melakukan siaran langsung untuk dapat berkata - kata lebih lama dalam durasi yang panjang tidak masalah karena manfaat dari sering membaca.

Saya selalu katakan kepada anak - anakku, "membacalah maka akan banyak perbendaharaan kata sehingga akan mudah untuk bicara (retorika) maupun menulis." Hal itu telah dirasakan putri sulungku, ia telah melakukan. Literasi itu, tidak hanya menulis, namun dimulai dari membaca dan bicara ( bercerita, diskusi, dan lain - lain ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun