Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Pemimpi Pergi Haji

1 Januari 2019   20:41 Diperbarui: 1 Januari 2019   21:01 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan pak Deden Jelang wukuf tahun 2008 (dokpri)

Saya bisa menunaikan ibadah haji tidak hanya karena kerja keras, kerja ikhlas, juga karena doa ayah ketika menunaikan ibadah haji 3 tahun sebelumnya. Doa dari Tanah Suci akan selalu dihijabah Allah SWT. Tapi sekarang yang menjadi hutang saya, karena belum bisa menghajikan istri saya. Berbekal doa yang saya panjatkan di Tanah Suci, agar istri, saudara, anak – anakku dan keturunanku serta teman – temanku bisa mendapat panggilan menunaikan ibadah haji,  semakin membuat saya optimis bisa diterwujud. 

Saya berupaya menabung dari pekerjaan tambahan sebagai reporter radio, kerja siang dan malam hingga dini hari untuk mendapatkan uang lebih. Karena Allah SWT, uang yang saya tabung terkumpul untuk membayar ONH untuk satu orang, hanya untuk istri saya. Sedangkan waktu itu sudah mulai lama daftar tunggu bagi calon jemaah haji yang sudah mendapatkan porsi baru bisa diberangkatkan ke Tanah Suci. Dari pada harus menunggu lama, keduluan usia bertambah tua. Saya tawarkan ke istri, apakah berani sendiri saja tanpaku pergi haji. Ternyata ia menyatakan berani. Ia juga sudah lama mengimpikan. Pada tahun 2011, tepatnya 17 Ramadhan saya membayar ONH istri. Ia haru karena merasa semakin dekat ke Tanah Suci. Bila sudah Saatnya Berhaji,  membayar ONH juga dilakukan melalui bank Danamon Syariah ini 

Saya bersama tim liputan haji RRI diantaranya dirut RRI waktu itu Parni Hadi (dokpri)
Saya bersama tim liputan haji RRI diantaranya dirut RRI waktu itu Parni Hadi (dokpri)
Lima tahun kemudian yakni tahun 2018 istri saya mendapat kabar dari kantor Kementerian Agama kabupaten Bangka bahwa, ia tercatat menjadi salah satu calon jemaah haji kabupaten Bangka yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun 2019 ini. Saat ini Istri sedang mempersiapkan diri, semoga ia menjadi haji yang mabrur. Amin. Inilah kisah pengalaman saya ketika pergi haji, membuktikan bahwa Saatnya Berhaji harus sudah dipersiapkan sejak dini. Memang harus dipersiapkan sejak dini. Tidak hanya niat namun juga harus dimimpikan. Mimpi itu bisa lahir ketika sejak usia dini anak - anak telah dimotivasi untuk berhaji. Ketika anak beranjak dewasa Saatnya Berhaji, setelah ia mendapat penghasilan dengan niat berhaji  akan langsung mempersiapkan sejak dini ini. 

Saatnya Berhaji persiapkan sejak dini, mimpi itu penting, niat juga lebih penting. Mimpi adalah persiapan yang paling dini, setelah itu pilih bank sebagai tempat yang tepat membayar ONH ini. 

Salam dari pulau Bangka. 

Rustian Al Ansori 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun