Kita telah membangun masjid di dekat rumah tidak jauh dari pantai, telah kita tanam halamannya dengan cemara yang tertiup angin selalu melambai. Walau tak semelambai nyiur, cukup untuk menghijaukan patut diucapkan syukur.
Ingat waktu dulu, ketika anak - anak walau berbeda. Ketika belum ada pohon natal dari plastik, pohon - pohon masih banyak belum ditebang. Anakmu, teman anakku sedang mencari cemara buat pohon natal. Anakku mengatakan, ada pohon natal di dekat masjid. Kemudian mereka menebangnya bersama - sama. Memikulnya bersama - sama. Tak ada yang melarang, maupun marah. Menanam pohon di halaman masjid tak mesti selalu kurma, menanamkan cemara juga tak salah.
Di halaman masjid yang berpasir, mengingatkan padang pasir. Kini kami tanami kurma, tidak ada lagi cemara. Walau hanya tinggal cerita, apa salahnya kita bercerita kembali ketika bersama - sama, kita selalu rukun walau berbeda.
Sungailiat, 24 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H