Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah bekerja sebagai Jurnalis Radio, Humas Pemerintah, Pustakawan dan sekarang menulis di Kompasiana

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jam Delapan Malam

19 September 2018   20:24 Diperbarui: 19 September 2018   20:32 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memulai dengan setangkai bunga sedap malam

Yang kupetik siang tadi ketika kau lewat tanpa salam

Terasa masih ada kebencian dari peritiwa beberapa tahun silam

Bukankah sudah berlalu

Sama - sama tua kau pun telah bercucu

*

Jam delapan malam kudapatkan salam

Yang tadi siang sempat kebencianmu membuat salam tenggelam

Kebencian sepertinya memudar karena senyuman

Senyumanku yang dulu disuka

Kutebarkan dengan lepas tak ada siksa

*

Walau dalam waktu lama telah kau bebani aku dengan tak pasti

Setelah ditinggalkan seikat janji yang diberikan dengan tebaran wangi

Kenyataan kau yang mengkhianati

Jadi heran, kau yang benci

Ternyata malam ini ada jawab yang menyenangkan hati

Salamku dibalas dengan kata maaf, " maafkan sikapku siang tadi."

*

Sungailiat, 19 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun