Ketika datang Muharam masih tersisa kemarau. Walau sempat turun hujan beberapa menit saja saat Zulhijah tak mampu membasahi risau. Malam Muharam belum juga hujan berikutnya. Kering melengking kemarau tak kan menunda pesta.
Warga telah membuka pintal benang yang telah disimpan setahun untuk menyulam jamuan. Ketan telah dibungkus daun pisang yang kehijau - hijauan. Kemarau telah membuat hijau daun ragu. Walau ak sempat kering karena batang basah yang membatu. Muharam disambut sebagai tahun tersulam waktu berlalu.
Jamuan Muharam telah terhidang dengan menu kemiskinan, keprihatinan, rasa sakit yang tak berkesudahan. Kali ini hanya dihidangkan rasa tanpa penganan. Sulam Muharam di langit pagi yang terangkai sejak malam tanpa ikatan. Tinggalkan kesulitan ketika memasuki Muharam, biarkan menjadi masa lalu sebagai pelajaran.
Diujung Zulhijah melangkah kaki menuju hijrah. Terbit Matahari Muharam esok hari melalui serangkaian do'a malam mengharapkan berkah. Sulam Muharam mengikat  silaturami yang tak teretas. Waktu berlalu masih terasa kurang ikhlas.
Mulai Muharam baru hingga jauh Zulhijah nanti berlalu. Jangan terputus hanya karena waktu. Telah disulam Muharam. Tinggalkan segala dendam.
Sungailiat, 10 September 2018
:Rustian Al Ansori