" 60 tahun saja lah," kata Sofyan seraya tertawa.
Sofyan bersama 7 orang anggota kelompok taninya mulai tahun 2014 mengolah lahan eks penambangan timah untuk ditanam padi sawah.
Diakuinya, waktu mulai membuka lahan eks tambang timah untuk ditanam padi banyak yang pesimis karena usaha ini dianggap sia - sia dan tidak akan berhasil.
" Tidak ada yang tidak bisa kalau kita mau berusaha," optimis Sofyan.
Lelaki yang merantau ke pulau Bangka dari Belitar ini pada tahun 1980, muncul ide pada tahun 2014 untuk mengajak teman - temannya yang sebagian besar berasal dari pulau Jawa untuk mengolah lahan tidur bekas penambangan timah yang kini masuk dalam wilayah kelurahan Sinar Jaya Jelutung, kecamatan Sungailiat.
Pagi itu beberapa teman sekelompok tani, melakukan aktifitas masing - masing di lokasi persawahan. Diantaranya ada yang membersihkan kandang sapi dari kotoran sapi yang nantinya akan dijadikan pupuk organik, untuk tanaman padi.
" Sapi ini ada empat ekor sebelumnya didapat dari pemerintah dengan cara gaduh, baru satu tahun sudah beranak tiga ekor," ujar Sofyan.
Upaya yang dilakukan Sofyan bersama anggota kelompok tani Mekar juga mendapat dukungan anggota TNI, PT. Timah Tbk dan Pemkab Bangka. Bukti dari usaha ini telah merubah persepsi masyarakat bahwa lahan kritis bekas penambangan tidak akan berguna lagi, karena itu lahan sawah di eks Penambangan Timah di kelurahan Sinar Jaya Jelutung saat ini menjadi contoh bagi para petani lainnya di kabupaten Bangka dan Bangka Belitung Umumnya.
Pertambahan penduduk dari waktu kewaktu terus bertambah dan cenderung membutuhkan pangan yang terus meningkat. Hal tersebut perlu selalu disediakan kebutuhan pokok berupa pangan setiap saat agar tidak terjadi kekurangan pangan.