Berjalan ditengah ilalang dengan kaki telanjang
Goresan kecil tersobek ilalang hanya cubit
Melalui rerimbunan yang hampa tanpa makna
Terus lapaskan zikir hingga lepas dari ilalang
Gatal dikulit hanya secuil dari perjuangan
Tanah kita sudah mulai gersang
Matahari pun semakin sakit
Banyak keinginan semu hanya sesaat
Pencitraan ternyata lebih penting
Keselamatan alam urusan mendatang
Bumi ini sudah dipenuhi ilalang
Menjadi tandus hingga ke lubuk hati
Karena keikhlasan itu sudah tercabik – cabik
Dicabik kepentingan untuk diri sendiri
Ilalang sudah memenuhi kota, kawan
Kau masih saja terus ambil muka atasan
Kau abaikan amanah, memilih jadi penjilat
Bintang jasa bagimu hanya pujian sesaat
Tunggu saatnya ketika ilalang semain lebat
Kau juga akan dilibas dengan ilalang
Yang akan menyayat kulit, sepedih - pedihnya
Sungailiat, 10 Juni 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H