Rumah Singgah Akur Kurnia adalah salah satu Rumah Singgah yang ada di daerah Pasar Induk Jakarta Timur yang di kelola oleh Bp. Hj Otong, SH. Merupakan wadah untuk menaungi, serta membina kelompok anak jalanan wilayah Pasar Rebo, Taman Mini dan Cililitan. Total anak jalanan yang terdata di Rumah Singgah Akur Kurnia sekitar 150-an.
Kerasnya kehidupan ini sehingga banyak orang yang menjadi gelandangan atau orang-orang yang tidak memiliki rumah (Tuna Wisma) di Jakarta.Â
Berangkat dari berbagai fenomena getir di sekitar tempatnya bekerja itulah Hj. Otong seorang pria kelahiran Serang, 25 September 1955 berinisiatif mendirikan Rumah Singgah Akur Kurnia (RSAK).
Rumah Singgah ini didirikan karena keprihatinanya yang mendalam atas berbagai peristiwa memilukan. Hobinya bersepakbola membuat Hj. Otong lebih mudah untuk melakukan interaksi dengan anak-anak pengemis dan gelandangan sekitar Pasar Induk Kramat Jati.Â
Dari kegiatan latihan sepakbola, Hj. Otong mulai menarik simpati anak-anak. Mereka diajaknya berbicara dari hati ke hati. Dari situ ia juga memahami problematika dan emosi anak anak asuhnya sehingga Yayasan Akur Kurnia didirikan sebagai media untuk membina anak anak gepeng (gelandangan pengemis) di sekitar Pasar Induk Kramat Jati.
Berdasarkan informasi yang kami terima dari Hj. Otong selaku Vendor, bahwa Rumah Singgah ini berdiri sekitar tahun 1980an. Kemudian pada tahun 1998 diurus badan hukumnya menjadi Organisasi Sosial (orsos).Â
"Awalnya saya mengumpulkan anak jalanan untuk main bola, sekedar menyalurkan hoby, karena saya pemain bola. Saya juga suka dengan anak-anak, dan dari awal memang saya cere dengan mereka. Saya juga ajak mereka dagang, biar gak keluyuran di jalanan. Mengurus anak marginal, ibarat mengurus anak singa, tapi karena sudah menjadi hoby, jadinya bergelut sampai sekarang" kata Hj. Otong
Dalam penjelasan lanjutan, Hj. Otong mengatakan bahwa Ide awal untuk membentuk Rumah Singgah ini adalah semata mata membantu para anak jalanan agar dapat hidup layak, selayak anak-anak pada umumnya.Â
Umur anak jalanan rata-rata umur anak sekolah SD-SMA, bahkan ada yang Paud. Miris rasanya dimana mereka harusnya ada di bangku sekolah namun harus keluyuran di jalanan hanya untuk bisa mendapatkan uang, demi sesuap nasi.Â
Yang lebih miris lagi adalah, mereka itu di paksa oleh orang tua mereka. "Lo sekolah dapat apa si? Mending lo cari duit sana!" Itu adalah kata2 yang sering diucapkan oleh orang tua mereka, kata pak haji,,
"Awalnya cuma beberapa orang yang mau bergabung, lama kelamaan jadi banyak. Mengumpulkaan anak jalanan itu tidak semuda yang kita bayangkan. Mereka punya dunia sendiri, dan itu butuh kesabaran, lanjut Hj. Otong."
Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan karena anak jalanan menghadapi situasi di mana hak-hak sebagai anak kurang terpenuhi, baik dari aspek pendidikan, kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan pelindungan.
Di jalanan anak-anak berinteraksi dengan nilai dan norma yang jauh berbeda dengan apa yang ada dilingkungan keluarga dan sekolah. Keberadaan yang tidak menentu tersebut pada akhirnya sangat potensial untuk melakukan tindakan kriminal, menganggu lalu lintas, membuat bising penumpang, menganggu pemandangan dan keindahan taman.
Berbicara mengenai anak jalanan sudah pasti yang kita bayangkan adalah mereka yang pengamen, pengemis, pemulung, yang sering kita temukan di bawa kolom jembatan, di lampu merah dan di tempat tempat umum lainnya. Itulah dunia mereka, hal yang sudah menjadi biasa bagi mereka.Â
Kita tidak bisa lansung mengajak mereka begitu saja untuk keluar dari dunia mereka, butuh kerja keras dan kesabaran. "Yang lebih penting adalah adanya iming iming, kalau cuma ngomong doang ma meraka ga bakalan mau", kata pak Hj Otong disela sela diskusi.
Kegiatan PKM
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan pada anak jalanan di Rumah Singgah Akur Kurnia Jakarta Timur merupakan kesepakatan bersama dari 3 dosen pelaksana yaitu Rosa Susanti, S.ST., M.Kes, Akhmad Subkhi Ramdani, S.S., M.Pd dan Petrus Geroda Beda Ama, SKM., M.Kes, untuk menaggapi pembukaan penerimaan Hibah Ristekdikti Tahun 2018.
Sebagai Pemenang Hibah Pengabmas, Rosa Susanti selaku Ketua Tim, mengaku senang sekali ketika dikonfirmasi dari pihak LPPM Universitas MH Thamrin yang menyatakan bahwa proposal yang diajukannya lolos Hibah Ristekdikti.
Kegiatan ini dikemas dalam tiga bentuk program yaitu Program membaca, menulis dan berhitung (Calistung), Program pembelajaran Bahasa Inggris dan Program keterampilan Karsa Cipta (Prakarya).
Untuk program Calistung, sasarannya adalah anak umur 5 tahun -- 7 tahun dan putus sekolah. Target 20 orang anak, Dosen Yang melaksanakan kegiatan calitung adalah Petrus Geroda Beda Ama, SKM., M.Kes dibantu oleh Nita Uswatun Hasana, yang merupakan salah satu mahasiswa Prodi Kesmas Universitas MH Thamrin. Koordinator lapangan dalam kegiatan ini adalah Ibu Nima Danu, pengajar paud Akur Kurnia.
Untuk Bahasa Inggris, Sasarannya adalah anak usia 8 tahun-14 tahun. Dosen yang melaksanakan adalah Akhmad Subkhi Ramdani, S.S., M.Pd, dengan target 20 orang anak jalanan. Kordinator lapangan dari kegiatan ini yaitu Ibu Yuli.
Untuk Prakarya, sasarannya adalah anak umur 8 tahun - 18 tahun, Dosen pelaksana adalah Rosa Susanti, S.ST., M.Kes, dibantu oleh Gian, salah satu mahasiswa DIII Gizi Universitas MH Thamrin.Target kegiatan ini adalah 20 orang anak jalanan, dengan Ibu Linda sebagai koordinator lapangan.
Target total dari ketiga kegiatan ini adalah 60 anak, namun dalam pelaksanaan tidak sampai mencapai target, yang hadir sekitar 85%. Memang sulit mengumpulkan anak jalanan, namun untuk mencapai 85% dari target yang sudah ditentukan, adalah merupakan pencapaian yang luar biasa. Hal ini diamini oleh Pak Hj Otong, dalam sambutan di acara penutupan kegiatan.
Kegiatan PKM ini berlangsung selama 4 (Empat) bulan dengan durasi 1-2 kali pertemuan dalam seminggu. Lama pertemuan yaitu 120menit/pertemuan.
Program Kemitraan Masyarakat ini berjalan dengan baik dan lancar. Anak-anak jalanan merasa senang dengan program yang telah dilaksanakan.
Acara Penutupan Kegiatan
Kegiatan penutupan Program Kemiteraan Masyarakat dilaksanakan pada tanggal 06 Agustus 2019. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari Kemensos, perwakilan dari Dinas Sosial, Perwakilan Kecamatan Kramat jati, Perwakilan dari Koramil, serta Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kec. Kramat Jati.Â
Acara dimeriakan dengan persembahan adik-adik Mearching Band SDN 01 Gedong, serta Persembahan Lagu dari Riskiana, salah seorang Mantan Anak Jalanan.
Rosa Susanti, sebagai ketua TIM dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama pengurus Rumah Singgah, yang sudah memberikan ruang dan waktu sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.Â
Ucapan terima kasih juga diberikan kepada kakak-kakak Koordinator, yang sudah bekerja keras mengumpulkan anak jalanan. "Kami berharap program ini dapat berkelanjutan dan dilanjutkan oleh kakak Pembina Rumah Singgah Akur Kurnia", kata Rosa, menutupi sambutannya.
Hj Otong sebagai vendor, dalam sambutannya pun memberikan apresiasi yang luar biasa kepada TIM PKM dari Universitas MH Thamrin. "Saya merasakan ada daya tarik yang luar biasa sehingga lebih dari 85% anak jalanan bisa mengikuti kegiatan ini. Ini jarang terjadi", kata pak haji.Â
"Mengumpulkan anak jalanan itu tidak mudah, apalagi mengajak mereka untuk datang mengikuti kegiatan seperti begini, butuh lebih dari sekedar iming-iming. Rumah Singgah ini Roh saya, jadi kalau ada kegiatan seperti begini, saya sangat senang, dan saya sangat bersemangat. Apapun itu saya fasilitasi sehinga bisa berjalan lancar. Kegiatan ini memang telah berakhir, namun bilamana mau mengadakan kegiatan disini lagi, bapak ibu dosen silakan datang saja, saya pasti prioritaskan." Kata Hj. Otong menutupi sambutannya.
Kesan dan Pesan dari TIM Pelaksana
Rosa Susanti, SST., M.Kes
"Bangga menjadi pemenang Hibah Pengabmas ini, akhirnya kegiatan ini bisa terlaksana. Anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan. Mereka lucu-lucu dan menyenangkan. Ketika pertama kali bertemu, saya berurai air mata.Â
Saya tidak bisa bayangkan kalau saya ada di posisi mereka. Semoga pengetahuan dan juga keterampilan yang telah kami berikan dapat bermanfaat buat adik adik anak jalanan".
Gian
"Saya senang bisa berbagi ilmu kepada anak-anak jalanan, terutama keterampilan saya dalam prakarya dengan memanfaatkan barang bekas. Kesan saya mereka sangat happy ketika kegiatan berlansung.Â
Apa yang saya ajarkan dapat di cerna, dan dilakukan dengan baik oleh peserta. Saya berharap, keterampilan itu terus diasah sehingga bisa menjadi nilai jual untuk meningkatkan ekonomi anak jalanan"
Petrus Geroda Beda Ama, SKM., M.Kes
"Tertantang dengan kegiatan ini. Bagiku mengajar pada anak jalanan pasti berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Awalnya saya ragu karena pastinya mengumpulkan anak jalanan itu sulit. Tapi kerja keras para koordinator, sehingga kegiatan ini bisa berjalan dengan baik.Â
Anak-anak jalanan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Harapan saya, kegiatan yang sudah berlansung kurang lebih 4 bulan terhitung dari bulan April sampai bulan Agustus 2019, dapat bermanfaat buat anak jalanan"
Nita Uswatun Khasana
"Saya bangga ketika dipilih oleh Tim Dosen UMHT untuk mengikuti kegiatan ini. Terus terang saya sangat senang, karena menjadi pengajar adalah bagian dari hoby saya. Ketika berada di tengah tengah anak jalanan yang lucu-lucu, sunggu sangat menyenangkan bagi saya.Â
Terima kasih para Dosen UMHT yang telah melibatkan saya dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan yg telah berlangsung dari Bulan April sampai Agustus 2019, bermanfaat bagi adik2 anak jalanan.Â
Pesan saya, adik -adik teruslah belajar walau kegiatan ini telah berakhir. Railah masa depan mu, railah cita-citamu. Hanya dengan belajar, engkau akan menggapai impianmu"
Ahmad Ramdani Subkini, SS., M.Pd
"Pada awalnya saya merasa pembelajaran bahasa Inggris akan sangat sulit dilakukan, terutama dalam mengumpulkan anak anak jalanan tersebut mengingat anak jalanan tersebut memiliki kesibukannya masing-masing. Namun berkat bantuan kakak-kakak pendamping, semua itu menjadi sangat mudah. Dan hal yg saya rasakan ketika mengajar anak-anak jalanan tersebut adalah cukup menyenangkan".
Terima Kasih untuk semua sponsor terutama Kemenristekdikti atas dukungan dana Hibah Pengabdian Masyarakat untuk kami Tim Dosen dari Universitas MH Thamrin dan juga para pemerhati serta simpatisan anak jalanan khususnya Lous Konveksi, yang telah suka rela berbagi kasih kepada anak jalanan berupa Kaos.
Anak jalanan @Rumah Singgah Akur Kurnia, "Mereka ibarat batu yg dibuang oleh tukang bangunan, Kami datang, Kami pilih Mereka, Kami tempah dan bentuk Mereka hingga menjadikan Mereka batu penjuru yang siap digunakan untuk membangun peradaban bangsa dan negara Indonesia"
by
Rust Gerotha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H