Pernah gak mikir terus bertanya dengan diri sendiri kok aku terlalu baik?
"Kok aku tadi bilang iya aja ya sama atasanku untuk kerja lembur weekend ini? padahal aku udah ada rencana untuk makan bareng sama orang tua ku weekend ini. Tapi aku takut nanti atasanku marah dan penilaian performaku jelek."
"Kenapa tadi aku pinjamin temenku uang ya? Padahal aku butuh uang juga untuk beli baju baru yang aku pengen banget dari bulan lalu, tapi aku kasihan sama dia, aku gak tega. Yasudah, aku belinya bulan depan aja pas dia udah bayar pinjamannya sama aku"
Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita merasa "terlalu baik".
Bener gak sih "terlalu baik" itu buruk? Apakah kita berbuat baik "seadanya" saja ke orang lain dan lebih banyak baik pada diri sendiri aja? Jika kalian pernah memikirkan dan mempertanyakan tentang itu, maka akupun juga pernah memikirkan hal itu dan aku juga mempertanyakan pada diri sendiri tentang apakah aku terlalu baik.
Pertama. Aku berpikir dan bertanya pada diri sendiri bahwa bagaimana caraku menilai apakah aku terlalu baik atau tidak? Maksudku bagaimana caraku mengukur tingkat kebaikanku itu? darimana aku bisa menyatakan secara langsung dengan diri sendiri jika aku terlalu baik kepada orang lain dan merasa tindakanku itu salah? dan berencana untuk tidak mengulangi hal yang sama kepada siapapun di masa yang akan datang.
Aku setuju jika hal yang berlebihan itu tidak baik dan aku percaya itu. Tetapi, "terlalu" disini harusnya memiliki nilai dan ukuran yang berbatas yang membatasi suatu nilai kebaikan itu. Disini aku merasa keliru tentang merasa terlalu baik dan kalian pun harusnya merasakan hal yang sama.
Bagaimana kalian mengukur tindakan terlalu baik dan menyatakan bahwa kalian sudah terlalu baik kepada orang lain? Menurutku sendiri, tidak ada cara untuk mengukur tindakan baik dan tindakan buruk yang kita lakukan.
Apa yang kita lakukan saat ini merupakan reaksi dari aksi yang kita terima dari orang lain. Hal ini juga merupakan hal dengan kompleksitas yang tinggi. Jika kalian tahu bagaimana cara mengukurnya, saya sangat senang jika kalian memberikan komentar pada tulisanku ini atau menghubungiku secara langsung.
Kedua. Sebenarnya, kenapa kita terkadang memikirkan tentang kenapa aku terlalu baik? Pertanyaan tersebut pasti muncul jika kita mengorbankan sesuatu untuk orang lain, tentunya pengorbanan tersebut akan menyusahkan diri kita sendiri. Jiwa iri dengki dan kesal kita akan meronta-ronta.
Menurutku, pertanyaan tersebut lebih mengarah kepada rasa penyesalan atas reaksi baik yang sudah kita berikan kepada orang lain. Coba kita mengingat kembali kalimat mantra yang sering kita ucapkan jika rezeki itu sudah ada yang atur. BENAR, ITU BENAR SEKALI.
Rezeki itu memang sudah diatur. Kita pasti pernah berada pada posisi yang sulit, bahkan sangat sulit untuk mengatakan "Tidak" untuk tidak memberikan pertolongan dan menerima ajakan orang lain dengan alasan kasihan, merasa tidak enak, merasa takut dianggap tidak gaul, atau apalah.
Tidak masalah jika kalian pernah mengalami hal itu karena mungkin itu adalah "Jalan Tuhan" untuk memberikan pertolongan kepada orang tersebut melalui kita.
Jika kita merasa menyesal atas reaksi yang kita lakukan tersebut, maka ingatlah bahwa ini adalah Jalan Tuhan bagi kita untuk menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Bukankah sewaktu kita lahir, kedua orang tua dan orang lain mendo'akan kita agar kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, nusa, dan bangsa?
Ketiga. Jangan pernah menjadikan alasan terlalu baik untuk tidak berbuat baik lagi. Kita boleh menolak permintaan tolong atau menolak ajakan dari teman jika itu mempunyai alasan yang tepat dan mengesampingkan ego kita sendiri. Tidak ada salahnya jika kita berkorban demi kebaikan orang lain. Toh, aksi yang kita buat akan menghasilkan reaksi yang sama dengan yang akan kita peroleh suatu hari nanti.
Percayalah!. Jika kalian menjadikan alasan terlalu baik untuk tidak berbuat baik lagi, maka kamu akan menjadi pribadi yang tidak baik. Kamu akan cenderung lebih egois dan lebih individualis. Jika suatu saat orang seperti itu berada dalam kondisi kesusahan dan butuh pertolongan orang lain, apa ada orang yang mau menolongnya?
Ingatlah selalu bahwa tidak ada yang namanya berbuat terlalu baik. Semua kebaikan yang kita berikan itu dalam ukuran yang pas. Tidak ada yang enak dalam berbuat kebaikan, hanya hasil yang kita dapatkan setelah berbuat baik itu pasti enak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H