Menurutku, pertanyaan tersebut lebih mengarah kepada rasa penyesalan atas reaksi baik yang sudah kita berikan kepada orang lain. Coba kita mengingat kembali kalimat mantra yang sering kita ucapkan jika rezeki itu sudah ada yang atur. BENAR, ITU BENAR SEKALI.
Rezeki itu memang sudah diatur. Kita pasti pernah berada pada posisi yang sulit, bahkan sangat sulit untuk mengatakan "Tidak" untuk tidak memberikan pertolongan dan menerima ajakan orang lain dengan alasan kasihan, merasa tidak enak, merasa takut dianggap tidak gaul, atau apalah.
Tidak masalah jika kalian pernah mengalami hal itu karena mungkin itu adalah "Jalan Tuhan" untuk memberikan pertolongan kepada orang tersebut melalui kita.
Jika kita merasa menyesal atas reaksi yang kita lakukan tersebut, maka ingatlah bahwa ini adalah Jalan Tuhan bagi kita untuk menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Bukankah sewaktu kita lahir, kedua orang tua dan orang lain mendo'akan kita agar kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, nusa, dan bangsa?
Ketiga. Jangan pernah menjadikan alasan terlalu baik untuk tidak berbuat baik lagi. Kita boleh menolak permintaan tolong atau menolak ajakan dari teman jika itu mempunyai alasan yang tepat dan mengesampingkan ego kita sendiri. Tidak ada salahnya jika kita berkorban demi kebaikan orang lain. Toh, aksi yang kita buat akan menghasilkan reaksi yang sama dengan yang akan kita peroleh suatu hari nanti.
Percayalah!. Jika kalian menjadikan alasan terlalu baik untuk tidak berbuat baik lagi, maka kamu akan menjadi pribadi yang tidak baik. Kamu akan cenderung lebih egois dan lebih individualis. Jika suatu saat orang seperti itu berada dalam kondisi kesusahan dan butuh pertolongan orang lain, apa ada orang yang mau menolongnya?
Ingatlah selalu bahwa tidak ada yang namanya berbuat terlalu baik. Semua kebaikan yang kita berikan itu dalam ukuran yang pas. Tidak ada yang enak dalam berbuat kebaikan, hanya hasil yang kita dapatkan setelah berbuat baik itu pasti enak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H