Kepemimpinan daerah yang dinamis tentu menuntut tingkat adaptasi yang tinggi dari pimpinan perangkat daerah dalam menyikapi perubahan kebijakan dan arah pembangunan daerah pada sektor yang dipimpinnya. Oleh karenanya, kemampuan atau kompetensi kepemimpinan transformatif menjadi hal krusial untuk perlu diajarkan dan ditanamkan. Sehingga juga terjadi kesinambungan mind-set atau cara berpikir dan bertindak sesuai karakter pimpinan daerahnya.
Pada aspek lainnya bagi birokrasi sendiri, perlu dioptimalkan kemampuan melakukan tata kelola yang unggul dan smart, mengedepankan peningkatan skill problem solving dengan pendekatan inovasi dan kreativitas. Sehingga birokrasi yang hadir dengan berbagai product knowledge-nya dapat menjadi bahan investasi bagi daerah untuk bisa semakin maju.Â
Selain itu, jika inisiatif atau gagasan pembangunan daerah secara berkemajuan cukup melimpah dari seluruh perangkat daerah (bottom up) maka dapat dipastikan pemimpin daerah akan terbantu dan memberikan dukungannya.Â
Hal ini diperlukan pula untuk memutus paradigma birokrasi sebelumnya yang lebih banyak menunggu instruksi/ arahan, kurang inisiatif, dan cenderung konvensional.
Pada akhirnya, untuk menjaga agar prestasi daerah tetap meningkat pesat maka dua unsur kunci yakni pemimpin daerah serta birokrasi perlu bersinergi bersama dengan optimal. Kedua hal ini saling terkait dan membutuhkan, sehingga pesona keduanya perlu saling menguatkan dan saling mempercayai.Â
Birokrasi diharapkan dapat aktif mengambil peran mengusulkan dan menawarkan gagasan kemajuan daerah, sedangkan pimpinan daerah diharapkan dapat mengarahkan harapan dan mimpi serta menetapkan gagasan yang clear, progresif, dan achievable.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H