Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

1. Rusman: Srikandi Muslimah di Pantai Manyuran (e)

30 Mei 2019   10:35 Diperbarui: 4 Juni 2019   12:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hanya maut yang dapat membuatku menyerah," tantang Kembang Arum.

"Bagus," jawab pemuda itu, "kau benar-benar keras kepala."

"Kaulah yang biadab," potong Kembang Arum.

Pemuda itu tidak bersabar lagi. Segera maju satu langkah, kedua tangannya terjulur kedepan, sedang tubuhnya merendah pada lututnya. 

Sementara Kembang Arum juga telah bersiaga. Ternyata laki-laki itu tidak membawa kawannya untuk ikut bertempur. Baginya cukup sendiri untuk melawan seorang gadis kecil. Meskipun Kembang 

Arum telah memegang senjatanya, pemuda itu tidak merasa perlu untuk mempergunakan goloknya. Ia hanya ingin merampas pedang Kembang Arum dengan tangannya.

Dengan begitu maka sesaat kemudian pemuda itu melenting bagai belalang di rumput hijau. Teramat cepat laksana kilat dan hampir-hampir tidak dapat dilihat dengan mata. 

Para pemuda lain yang berdiri sejak tadi melihatnya dengan mulut ternganga. Mereka sudah mengetahui kelebihan pemuda yang berkumis itu.

Karenanya dia dianggap sebagai pemimpin. Sekarang pun mereka mengharap upaya pemimpin itu segera berhasil. 

Ketika mereka melihat pemuda itu meloncat bagaikan belalang, hati mereka pun menjadi berdebar-debar pula.

Kembang Arum melihat pemuda itu meloncat dengan kecepatan yang sangat tinggi. Tetapi ia adalah Kembang Arum, seorang gadis pilihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun