"Lho .. lho.. ndara jangan gegabah. Kresna itu siapa? Dia Wisnu yang ngejawantah. Semua yang sudah ginaris di dunia. ini pasti tergambar pula dalam sanubari Sang Wisnu. Aku yakin ndaraa.., isi pikiranku ini akan sama dengan isi hati si Wisnu. Mangga ndaraa hilangkanlah keraguan. Dan aku Semar yang sudah tuwek eklak-eklek ini pasti ada di belakangmu, seberat apapun kesalahanmu gus."
Nah, lagi-lagi itulah Semar sang pemomong sejati. Dia ibarat tongkat penuntun bagi langkah kaki junjungannya, sekaligus adalah tameng pelindung untuk kesalahan momongannya.
Maka ternyata benar, Kresna selaku Wisnu telah bisa membaca bahwa pernikahan Abimanyu dengan eyang Dewi Utari telah merupakan takdir mereka, dan kelak akan menurunkan seorang raja besar di negeri leluhurnya.
Karena itu tak ada alasan bagi Wisnu untuk tidak merestuinya, meski harus mengorbankan harga diri Siti Sundari putrinya.
"Apa boleh buat, " kata hatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H