Putra Prabu Salya itu merasakan tangannya bagaikan patah berkeping-keping, tubuhnya terhuyung-huyung seperti tak bertulang.Â
Kini dia terduduk lesu, darah segar nampak keluar dari mulutnya.
Pandangannya buram dan sejenak kemudian orang muda yang biasa brangasan itu tergeletak dan .. "pingsan".
Melihat hal itu bayangan Patih Sengkuni serentak berkelebat, berdiri melindungi tubuh Burisrawa.Â
Tangan kanan nampak menggenggam sebilah keris sementara tangan kirinya menyelamatkan tombak milik Burisrawa.
Matanya berputaran menjaga segala kemungkinan.Â
Ketika dilihatnya Setyaki masih berdiri di tempatnya, segera orang tua itu duduk memeriksa keadaan Burisrawa.
"Suiit !"
Tiba-tiba tanpa terduga keluar isyarat dari mulut orang tua yang licik itu. Maka tak seberapa lama keluarlah banyak orang yang berloncatan dari balik pepohonan.
"Tangkap begundal Dwarawati itu!" Perintah Sengkuni.
Tanpa menunggu perintah untuk kedua kalinya para Kurawa telah memencar dan siap menyerang Setyaki dari segala arah.