Dan wanita yang sudah berusia lanjut itu kini tengah menikmati kesialannya. Apa yang selama ini ia gembar-gemborkan, tentang keadilan, kejujuran, persamaan hak rakyat kecil dan kaum wanita, semua ibarat senjata makan tuan.
Mimis-mimis itu telah mengenai dirinya sendiri, menohok ulu hati dan menghancurkan legitimasinya sebagai pejuang hak azasi.
Ibu Ratna bahkan kini seperti telah dijauhi oleh kawan-kawannya. Pengacaranya mengatakan melalui mas media bahwa belum satupun tokoh dari kubu salah satu capres datang menjenguk kliennya.
Kini ibaratnya wanita aktivis itu sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Ada tanda-tanda kalau salah satu kubu capres tersebut merasa dibohongi, dipecundangi, dikibuli bahkan terjebak oleh permainan seorang Ratna Saraumpet.
Berawal dari unggahan foto wajah ibu Ratna yang babak belur seperti habis digebuki orang. Diakui bahwa baru saja beliau menjadi korban pengeroyokan.
Maka dalam waktu yang tidak lama justru Ibu Ratna sendiri yang menyangkal di depan media bahwa peristiwa pengeroyokan itu sebenarnya tidak ada.
Lebam-lebam di wajahnya ini adalah efek dari operasi plastik yang baru saja dijalaninya. Tak kurang wanita berusia lanjut ini juga mengakui bahwa dirinya telah bersalah karena telah menyebarkan berita hoax tentang penganiayaan.Â
Dia meminta ma'af kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perilakunya selama ini.
Atas semua itu Penyidik Polda Metro Jaya menetapkan Ratna Sarumpaet sebagai tersangka berita hoax penganiayaan. Kepadanya disangkakan dengan UU Peraturan Hukum Pidana dan UU ITE.
Kini kasus ibu Ratna telah masuk masa persidangan. Sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (28/02).Â