Penasaran sekali hati Raden Palasara, dari sebuah gerumbul yang sepi di seberang sungai yang cukup dalam terdapat seorang wanita sendirian sedang mendayung perahu.
Belum habis keheranan sang Palasara ketika tiba-tiba suara lembut itu menyapanya.
"Selamat pagi tuan, salam dariku si tukang sampan." Sapa gadis itu.
"Oh, ya ya..! Salam juga. Ma'af apakah yang sedang adik kerjakan di tempat yang sepi ini?" Tanya Raden Palasara.
"Aku bekerja sebagai pendayung yang membantu orang-orang yang hendak menyeberang.
Apakah tuan muda hendak menyeberang pula?"
"Ya, ya. Baikkah, aku akan mencari induk burung ini ke seberang sungai sana."
Akhirnya sang Palasarapun naik perahu itu.
Ketika dilihatnya tubuh wanita di depannya banyak ditumbuhi luka dan berbahu tidak sedap, maka lelaki muda itupun bertanya.Â
Menangislah Dewi Lara Amis sambil menceritakan apa yang terjadi terhadap dirinya sampai harus menjadi tukang satang di sungai Yamuna ini.
Alangkah ibanya Raden Palasara menyaksikan penderitaan itu dan iapun bertekad untuk membantu kesembuhan putri Wirata itu.Â