Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusman: Artikel, Makna Jagongan bagi Orang Jawa (2)

1 Januari 2019   01:05 Diperbarui: 7 Juli 2021   17:55 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inti yang ketiga adalah kerukunan dan kebersamaan. Kehadiran para tetangga menunjukkan bahwa semua berkomitmen untuk menjaga tata nilai kekerabatan.

Orang yang punya hajat tentu merasa senang atas kehadiran semua tetangga dan kelak iapun juga ganti memperlakukan yang sama terhadap orang lain yang punya hajat pula.

Biasanya waktu pelaksanaan jagongan adalah jam 21.00 ke atas, atau secepat-cepatnya adalah ba'dal isya'. Sorenya didahului dengan kenduri atau berdo'a bersama agar hajatan berjalan lancar dan diridhoi oleh Allah SWT.

Kadang-kadang ada juga sebagian masyarakat yang atas ijin dari tuan rumah mengisi jagongan ini dengan bermain kartu yang upahnya kecil-kecilan saja. Hal itu sekedar untuk mengisi waktu dan mengusir kejenuhan saja.***

Keterangan:

Penulis adalah pemerhati budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun