Mohon tunggu...
Rusnani Anwar
Rusnani Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Strategist

TV - Radio Broadcaster. Menggemari musik, buku dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gempita Sunyi

21 Januari 2014   10:18 Diperbarui: 26 November 2015   15:03 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Saya tau kamu tau apa yang sebenarnya kamu rasakan”

“Ya, patah hati.”

“Ayo dibereskan dan perbanyak potongan ingatan dalam laci saya yang paling luas itu. Kamu bisa kok.”

Dipejamkannya mata, setengah tertidur

“Aku mencoba, sungguh. Sangat keras hingga aku tidak menjadi diriku sendiri. Tapi tidak satupun dari ingatan itu yang masuk ke dalam laci itu”

“Saya lupa, laci itu sudah terlalu penuh. Saatnya untuk membuang apa yang kamu simpan di dalamnya agar tersedia ruang untuk ingatan ingatan baru. Saya bisa bantu asal kamu mau”

Ia menutup mata sepenuhnya. Menggeleng pelan dan menjejalkan headset dengan volume penuh ke telinganya. Suara nyaring televisi perlahan terdengar kembali. Ia perlahan tertidur dengan mimpi soal laci putih, lelaki yang tidak mencintainya, dan dirinya sendiri.

Riuh suara menguar ke udara. Sunyi itu tak pernah hadir kembali dalam hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun