Â
Komunitas praktisi lahir dari keinginan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik, menyelesaikan permasalahan dan kekhawatiran saat melaksanakan tugas sebagai pendidik. Banyak kendala, kekhawatiran dan permasalahan yang dihadapi guru saat melaksanakan tugasnya sebagai among bagi peserta didik. Pendidik memerlukan kolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan, mencapai tujuan bersama, mewujudkan sekolah yang berkualitas, dan peserta didik yang unggul.
Komunitas praktisi merupakan strategi yang dilakukan oleh sekolah untuk mencapai tujuan bersama serta melaksanakan  visi dan misi yang telah disusun. Komunitas Praktisi pertama kali diperkenalkan oleh Etinne Wenger dalam buku yang berjudul Community of Practice. Komunitas Praktisi adalah "Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin" (Wenger, 2012).Â
Ada banyak sekali manfaat yang akan didapatkan saat menghidupkan komunitas praktisi di sekolah. Diantaranya mewujudkan visi sekolah, menjalankan misi, menyelesaikan permasalahan dan kekhawatiran yang dihadapi, membagikan praktik baik, meningkatkan kompetensi pendidik, menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid, dan banyak lagi.
Beberapa langkah dalam membentuk komunitas praktisi di sekolah diantaranya adalah melakukan percakapan awal.
Melakukan diskusi bersama kepala sekolah serta rekan sesama pendidik.
Menyampaikan susunan program, maksud dan tujuan dari komunitas praktisi yang akan dibentuk.
Melakukan perbaikan program sesuai masukan yang telah didapat sehingga bisa mencapai visi dengan menjalankan misi yang telah disusun.
Menemukan pengikut pertama dengan mencari rekan guru yang bersemangat dan bersedia turut menggerakkan komunitas belajar.
Memilih rekan guru  yang mendukung dan  semangat belajar sehingga bisa bekerja sama menyusun rencana.
Membangun percakapan bermakna. Mulai diskusi dengan pemetaan masalah dan rencana solusi yang bisa dilakukan bersama. Berdiskusi mengenai komunitas praktisi yang akan dibangun.
Menjelaskan maksud dan tujuan, menyusun program berdasarkan masukan dari rekan.
Melakukan pertemuan rutin, misalnya dilakukan satu minggu sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Dokumentasikan setiap hasil kegiatan komunitas dan praktik baik yang telah dibagikan di komunitas sebagai bahan refleksi atau pun referensi. Refleksi diperlukan untuk perbaikan kedepannya.
Menginisiasi kolaborasi, menjalin relasi dan kolaborasi dengan banyak pihak .
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
Menyelenggarakan proyek yang bermanfaat bagi pendidik, peserta didik serta lingkungan.
Perbedaan komunitas praktisi dengan komunitas lainnya adalah adanya persamaan mengenai sesuatu yang dianggap penting seperti keresahan, tujuan, latar belakang, minat, identitas, nilai, kekhawatiran mengenai suatu isu bersama. Adanya norma yang disepakati bersama. Adanya praktik yang dilaksanakan dan dikembangkan bersama sebagai suatu hasil dari komunitas praktisi.
Komunitas praktisi merupakan angin segar bagi pendidik. Sebuah usaha untuk menyelesaikan permasalahan serta kekhawatiran yang sering dialami pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Mendidik para penerus bangsa bukan hanya tugas guru semata sebagai pendidik namun tugas kita semua. Memerlukan kolaborasi serta kerjasama dari semua pihak demi kehidupan yang lebih baik. Kolaborasi yang harmonis akan lebih memudahkan tercapainya cita-cita dan harapan. Harapan kedepan, komunitas praktisi dapat tumbuh subur di lingkungan pendidikan sehingga dapat mewujudkan terciptanya Profil Pelajar Pancasila yang akan membawa Indonesia menjadi bangsa maju yang bermartabat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H