Rusman Dani Rumaen
Manusia Biasa
Penulis menuliskan esay ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat maluku tentang pemanfaatan gastropoda pada Desa Polin Kecamatan Atiahu Kabupaten Seram Bagian Timur. Hal ini dipicu karena, kelimpahan Gastropoda dimana penulis melakukan pengambilan data menggunakan metode wawancara pada masyarakat desa polin tentang pemanfaatan gastropoda jenis Turbo Petholatus yang ditemukan pada perairan desa polin. Dalam kajian ekologis penulis memberikan solusi tentang keadaan perairan pada desa tersebut dimana pemanfaatan gastropoda jenis tersebut harus di kelola dengan pendekatan aspek kedaerahan. Artinya, penulis melihat aktivitas masyarakat pada perairan tidak terkontrol.Â
Hematnya jika aktivitas masyarakat di perairan desa polin tidak di atur atau di kontrol akan sangat mempengaruhi kelimpahan gastropoda jenis Turbo Petholatus tersebut. Nah untuk itu ada langkah preventif yang perlu dilakukan sehingga aktivitas di perairan pantai desa polin menjadi terkontrol. Untuk itu penulis melakukan beberapa kajian tentang pemanfaatan gastropoda tersebut dengan pendekatan aspek kedaerahan di desa polin Kabupaten Seram Bagian Timur. Olehnya itu,penulis akan menjelaskan gambaran umum gastropoda jenis Turbo Petholatus, pemanfaatan dan kajian ekologis dalam langkah preventif kelestarian perairan berbasis kedaerahan.
Gambaran Umum Gastropoda Jenis Turbo Petholatus di Desa Polin
Gastropoda merupakan kelompok hewan invertebrata bertubuh lunak yang berjalan dengan kaki perut dan umumnya memiliki cangkang. Hewan ini umum dikenal dengan keong atau siput. Gastropoda merupakan salah satu sumberdaya perairan yang memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi di antara hewan-hewan avertebrata lainnya.Â
Spesies gastropoda memiliki nilai ekonomis yang dapat dikonsumsi bagi kebutuhan manusia. Gastropoda juga dapat dijadikan sebagai bahan industri, perhiasan, bahan dasar kosmetik, obat-obatan, pakan ternak dan bahan pupuk. Kemudian, beberapa jenis Gastropoda memiliki nilai gizi yang cukup tinggi (Purwaningsih et al., 2014 ; Leimena et al., 2005).
Perairan Maluku memiliki perairan yang kaya akan organisme laut, dalam hal ini ialah gastropoda jenis "Turbo Petholatus". Jenis organisme ini banyak dimanfaatkan masyakrakat untuk kebutuhan pangan dan dapat memberikan nilai ekonomis tersendiri bagi yang memanfaatkannya untuk pertukaran jasa. Artinya masyarakat banyak yang memanfaatkanya untuk dijual.Â
Dengan Adanya organisme tersebut tentunya memberikan harapan khusus bagi masyarakat yang hidup didaerah pesisir guna memanfaatkan sumberdaya tersebut untuk konsumsi sehari-hari dan meningkatkan nilai ekonomi dalam hal menjualnya kepada masyarakat lain.
Desa polin berada di Kecamatan Atiahu Kabupaten Seram Bagian Timur, memiliki perairan yang cukup luas. Perairannya memiliki substrat yang beragam seperti, berpasir dan berbatu. Selain itu, perairan ini memiliki keindahan alam yang cukup di minati wisatawan lokal. Sehingga kebanyakan masyarakat menjadikan perairan desa polin sebagai tempat berwisata. Secara umum, masyarakat di desa polin menjadikan perairan ini sebagai tempat untuk menangkap ikan dan bameti (istilah ambon). Kerena pantai di desa tersebut, saat keadaan surut sangat jauh dari bibir pantai sekitar 300 meter.
Kumudian telah banyak penelitian yang dilakukan tentang pemanfatan gastropoda yang berada di pesisir perairan di maluku. Namun, data yang di diperolah masih banyak yang belum terinventarisir. Data yang didapat akan digunakan untuk sebagai bahan referensi dan acuan dalam pengelolaan atau pemanfaatn gastropoda di maluku. Tujuan dari penulis ini untuk mengeksplor gastropoda jenis "Turbo Petholatus", dan memberikan informasi kepada masyarakat maluku tentang pemanfaatan Gastropoda Jenis "Turbo Petholatus" berbasis kedaerahan  Pada Masyarakat Desa Polin Kabupaten Seram Bagian Timur.
Keadaan Ekologis Desa Polin
Ilmu lingkungan terkait erat dengan pengelolaan sumberdaya termasuk materi, manusia dan kompetensinya akan teknologi, seni dan budaya. Karena itu tulisan tentang ilmu lingkungan mencakup metodologi baik kuantitatif maupun kualitatif. Metodologi kuantitatif berlandaskan pemikiran positivisme, terhadap fakta kehidupan dengan realitas objektif, disamping asumsi teoritik lainnya.Â
Sedangkan metodologi kualitatif berdasarkan paradigma fenomenologi dengan objektivitas situasi atau keadaan tertentu yang dialami dalam kehidupan. Karena itu tulisan tentang ilmu lingkungan menggunakan kedua metodologi baik kuantitatif maupun kualitatif secara berimbang. Berkaitan dengan itu keadaan lingkungan ditinjau dari aspek ekologis perairan desa polin bersih sehingga begitu banyak ditemukan gastropada jenis Turbo Petholatus.Â
Berikut adalah keadaan perairan pantai desa polin dilihat pada saat pasang surut;
Gambar 1. Keadaan Perairan Pantai Desa Polin
Perairan Desa Polin
Perairan desa polin merupakan perairan yang termasuk dalam Kecamatan Atiahu Kabupaten Seram Bagian Timur. Dimana desa polin memiliki pantai berbatu dan merupakan tempat objek wisata bagi masyarakat setempat dengan tipe substratnya yaitu pasir dan berbatu. Substrat yang mendominasi daerah tersebut adalah berbatu dan batu kerikil.Â
Pada daerah ini ditemukan organisme-organisme antara lain ikan, ular laut, kepiting, bivalvia dan sumberdaya yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu gastropoda jenis "Turbo Petholatus" yang banyak dijumpai. Aktivitas pengambilan gastropoda umumnya dikenal dengan nama "bameti".
Parameter Lingkungan Perairan Desa Polin
Turbo Petholatus di desa polin memiliki ukuran cangkang 6 cm, dengan operkulum yang tebal dan terlihat mengkilap. Warna pada operkulum 14% menyerupai mata sapi. Namun masyarakat desa polin menyebutnya Bia Mata Bulan  dengan nama ilmiahnya (Turbo Petholatus) dapat ditemukan di bibir pantai, menempel pada permukaan batu dan di daerah pasang surut di desa polin. Dapat dilihat pada gambar berikut :
Â
Gambar 2. Turbo Petholatus di Desa Polin
Klasifikasi Turbo Petholatus adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum     : Mollusca
Kelas     : Gastropoda
Ordo     : Archeogastropoda
Familia   : Turbinidae
Genus    : Turbo
Spesies   : Turbo petholatus
(Sugiarti Suwigyo, at all. 2005)
Parameter hidrologi sangat berpengaruh terhadap kehadiran spesies pada suatu wilayah perairan. Berdasarkan apa yang di kemukakan oleh Hutabarat dan Evans (1985), gastropoda membutuhkan lingkungan tertentu untuk bertahan hidup, karena ketidakstabilan kondisi lingkungan seperti suhu dan salinitas dapat mempengaruhi kehidupan gastropoda. Kemudian berdasarkan Dharma (1992), menyatakan bahwa dalam kondisi ekstrim gastropoda mampu hidup pada suhu 430C.Â
Berkaitan dengan itu apa yang dikemukan oleh (Hutabarat dan Evans, 1985 : Setiani, 2013 : Supusepa, 2016), gastropoda di laut dapat hidup, tumbuh dan berkembang dengan baik pada kisaran salinitas antara 25-33%. Hal ini membuktikan bahwa nilai salinitas pada perairan pantai desa polin pada keadaan normal. Karena salinitas dapat mempengaruhi penyebaran organisme bentos baik secara horizontal maupun vertical, secara tidak langsung mengakibatkan adanya perubahan komposisi organisme dalam suatu ekosistem (Odum, 1993 dalam Supusepa, 2016). Pada perairan desa polin kondisi suhu 300C dan memiliki salinitas 29 (ppm) sehingga banyak sekali ditemukan gastropoda jenis Turbo Petholatus.
Kelimpahan Turbo Petholatus Pada Desa Polin
Jenis Turbo Petholatus yang diperoleh pada lokasi perairan desa polin sebanyak kelimpahannya perlu menjadi perhatian serius. Karena gastropda tersebut tidak mengenal musim. Data yang diperoleh, gastropoda ini dapat ditemukan saat pasang surut.
Dari hasil yang di dapat maka, Turbo Petholatus memiliki kelimpahan di perairan desa polin. Dilihat pada jumlah yang di temukan setiap transek. Jenis spesies Turbo Petholatus ini dikatakan memilki nilai ekonomis penting karena dagingnya dapat dikomsumsi (Rosady, at all., 2016 : Susepa, 2016), sedangkan cangkangnya dapat dijadikan sebagai bahan baku hiasan.
Pemanfaatan Turbo Petholatus  Berbasis Kedaerahan Oleh Masyarakat Desa Polin
Perairan  pada Desa Polin memiliki berbagai sumberdaya yang melimpah dan berpotensi untuk dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber bahan pangan, salah satunya adalah gastropoda Jenis Turbo Petholatus. Dimana hampir semua bagian dari gastropoda ini dapat dimanfaatkan. Perlu di ketahui Gastropoda jenis Turbo Petholatus paling banyak melimpah di desa polin. Dari sisi pemanfaatan, Turbo Petholatus memiliki daging yang dapat memenuhi kebutuhan gizi dan menjadi protein hewani bagi manusia, serta kelenjar sebagai bahan pewarna pakaian, cangkang Turbo Petholatus dapat digunakan untuk membuat kerajinan seperti bros, hiasan dinding dan lainnya (Utami, 1998 : Sitania, 2008 dalam Susepa, 2016).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada masyarakat setempat, jumlah bia mata bulan (Gastropoda jenis Turbo Petholatus) di perairan pantai desa polin sangat melimpah dan tidak mengalami penurunan kelimpahan. Namun masyarakat setempat takut akan terjadi penurunan jumlah yang didapatkan saat mencari bia mata bulan tersebut.Â
Karena aktivitas dari masyarakat yang terlalu banyak di pantai untuk bameti. Dimana kekhawatiran itu dipicu karena banyaknya masyarakat yang kebanyakan mencari bia mata bulan tersebut untuk di konsumsi dan di manfaatkan sebagai bahan lain, bahkan di di ambil dan di jual. Kemudian juga  dikhawatirkan dapat terjadi kelangkaan akibat dari pemanfaatan bia mata bulan tersebut sebagai konsumsi utama bagi masyarakat setempat. Kondisi ini memperlihatkan bahwa masyarakat hanya ingin memanfaatkan Turbo Petholatus tanpa memikirkan keberlanjutan dari sumberdaya tersebut.Â
Olehnya itu, pemanfaatn Bia Mata Bulan atau Gastropoda jenis Turbo Petholatus di kelola dengan mempertimbangkan aspek kedaerahan. Artinya harus ada langkah yang di ambil untuk menjaga kelestarian bia mata bulan tersebut dengan menjagannya pada perairan desa polin perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak yaitu Pemerintah desa dan masyarakat setempat untuk melestraikan sumberdaya yang ada. Dimana langkah yang bisa dilakukan ialah sasi pantai tempat ditemukannya Turbo Petholatus. Sehingga dalam waktu tertentu Turbo Petholatus dapat berkembang biak. Lalu nantinya dapat di ambil kembali sebagai bahan pangan dan dapat digunakan cangkanya sebagai hasil kerajinan tangan secara konvensional berupa mainan kunci dan hiasan dinding.
REFERENSI
Cristin, Y. 2012. Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis-Jenis Gastropoda Pada Zona Intertidal Desa Wolwal Tengah Kecamatan Alor Barat Daya Kabupaten Alor. Skripsi. FKIP Universitas Nusa Cendana Kupang.
Dharma, 1992. Siput dan Kerang Indonesia II (Indonesia Shells). PT. Sarana Graha, Jakarta
Hutabarat , S dan Evans, S., 1985. Pengantar Oseanografi. UI Press. Jakarta
Leimena et al., 2005. Estimasi Daya Dukung dan Pola Pertumbuhan populasi Kerang Lola (Trochus niloticus) di Pulau Saparua Maluku Tengah. Jurnal Matematika dan Sains. Volume 10. Nomor 3. Hal. 75-80
Junita Supusepa, 2016. Inventaris Jenis Dan Potensi Gastropoda Di Negeri Suli Dan Negeri Tial. Jurusan Ilmu Kelautan, hal. 28-34
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan.
Purwaningsih et al., 2014. Komposisi kimia dan asam lemak ikan glodok. JPHPI, Â Volume 17 Nomor 2. Hal 165-174.
Rosady, V. P., S. Astuty, D. J. Prihadi. 2016. Kelimpahan dan Kondisi Habitat Siput Gonggong (Strombus turturella) di Pesisir Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Jurnal Perikanan Kelautan, VII(2):35-44
Setiani, C.O.D., 2013. Struktur Komunitas Gastropoda di Pantai Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten. Skripsi. Departemen Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Depok.
Suwignyo, S., B. Widigdo, Y. Wardiatno, M. Krisanti. 2005. Avertebrata Air. Jilid 1. Jakarta:Penebar Swadaya.
Wahyuni, I., I. J. Sari, B. Ekanara. 2017. Biodiversitas Molluska (Gastropoda dan Bivalvia) Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Kawasan Pesisir Pulau Tunda, Banten. Biodidaktika 12(2): 45-56.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H