Mohon tunggu...
Rusman D Rumaen
Rusman D Rumaen Mohon Tunggu... Dosen - Manusia Biasa

Mudah Karena Biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Desa Berdikari: Pemanfaatan Limbah Durian (Biji Durian) Berbasis Produk Lokal Pasca Panen

4 Mei 2021   21:21 Diperbarui: 5 Mei 2021   01:02 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. http://www.anteroaceh.com

Penulis : Rusman Dani Rumaen

(Mahasiswa Pascasarjana UNPATTI|Penulis Biasa|Sekretaris LPM STKIP Gotong Royong Masohi)

A. Pengantar

Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan segala jenis hewan dan tumbuhan. Menjadi salah satu  negara  yang  berdaerah  tropis,  Indonesia  memiliki  sumberdaya  alam  yang sangat melimpah yang dimana dari beberapa jenis tumbuhan seperti durian dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Dari berbagai daerah di Indonesia, pohon durian terdapat diseluruh pelosok Jawa dan Sumatra, sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya dan tak lain juka terdapat di Maluku yang umumnya hanya terdapat dihutan. Kini, pohon durian dapat dijumpai sekitar pekarangan rumah  yang  telah  di  sentuh  dengan  bantuan  ilmu  pengetahuan  yang  biasa  di  sebut  durian cangkok.

Perlu diketahui buah Durian (Durio zibethinus murr) adalah salah satu buah yang sangat populer di Indonesia. Karena secara organoleptik daging dari buah durian memiliki (rasa,aroma,tekstur dan warna) yang khas. Begitupun (kadar karbohidrat, lemak, protein dan kadar air) yang baik, sehingga dapat dikonsumsi sehari- hari oleh masyarakat. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam famili Bombacaceae dan banyak ditemukan di daerah tropis. Buah durian yang lebih umum dikonsumsi adalah bagian salut buah atau dagingnya. Biji durian dari berbagai jenis atau varietas mengandung karbohidrat 45-47%, protein 2-3%, lemak kurang 0,5% dan air 48-50%, dan abu 1%. Artinya potensi  yang paling mungkin dikembangkan dari biji durian adalah makanan yang mengandung karbohidrat (Djaeni dkk, 2010).

Berdasarkan hasil kajian pustaka yang datanya diperoleh secara sekunder. Umumnya kulit dan biji durian menjadi limbah yang hanya sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ternak, malahan sebagian besar dibuang begitu saja. Masyarakat di Maluku sangat menggemari buah durian. Ada yang mengkonsumsinya secara mentah maupun yang telah matang. Dari hasil observasi yang dilakukan pada daerah protokol kota masohi di sekitar Jln. Abdullah Soulissa, biji durian (Limbah) dibuang begitu saja dan di anggap tak begitu penting. Maka dari limbah yang tidak digunakan itu perlu adanya sentuhan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar limbah yang kurang bermanfaat bagi sebagian besar msyarakat Maluku dan Maluku Tengah itu dijadikan sebagai produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

B. Biji Durian Alternatif Pangan Lokal Maluku Tengah

Biji durian dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rofaida (2008), dimana ia melakukan pengubahan bentuk biji durian menjadi tepung akan mempermudah pemanfaatan biji durian menjadi bahan setengah jadi yang fleksibel, karena selain tahan lama daya simpannya juga dapat dipakai sebagai penganekaragaman pengolahan bahan makanan.

Kemudian, Menurut Genisa dan Rasyid (1994) dalam Hutapea (2010), komposisi kimia biji durian hampir sama dengan biji-biji yang termasuk famili Bombacaceae yang lain, komposisi kandungan yang terdapat pada biji durian yang dimasak kadar airnya 51,1 gram, kadar lemak 0,2 gram, kadar protein 1,5 gram, dan kadar karbohidrat 46,2 gram. Biji dari tanaman yang famili Bombacaceae  kaya  akan  karbohidrat  terutama  patinya  yang  cukup  tinggi  sekitar  42,1% dibanding dengan ubi jalar 27,9% atau singkong 34,7%.

Masyarakat umumnya, biji durian bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang kalau yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene). Olehnya itu, bukan hanya biji durian (limbah) dapat diolah seperti diatas saja namun, dapat diolah menjadi tepung. Begitupun biji durian juga bisa diolah menjadi produk makanan berupa stik sebagai cemilan untuk anak dan makanan  cemilan  sekeluarga.  Serupa juga yang disampikan oleh Jamila (2020), yang merupakan narasumber : bahwa biji durian bisa di buat stik yang dimana biji durian di potong kotak persegi panjang, di cuci dengan garam, ditiriskan, digoreng setelah itu dicampurkan dengan gula pasir (pengalaman beliau), tentunya perlu di kaji secara ilmiah berapa kandaungan proksimat untuk mendukung ketersedian gizi sesorang. Karena tentunya jika  dilihat  dari  koposisi  kimia  biji  durian  sangat bermanfaat sebagai sumber energi bagi tubuh manusia karena memilki komposisi kimia yang cukup tinggi.

Nah sudah pasti tentunya dapat dijadikan sebagai alternatif pangan lokal Maluku Tengah. Ini tentunya menjadi harapan besar penulis dikemudian hari. Dikarenakan biji durian pasca panen kurang dimanfaatkan dikarenakan hematnya ialah sebagain besar masyarakat belum mengetahui manfaat dari biji durian dan apa saja turunan yang dapat di manfaatkan (produk) dari biji durian, sejatinya ini perlu di berikan pelatihan dan dibuka seluas-luasnya.

C. Masyarakat Sebagai Langkah Konkrit Pengolahan Biji Durian.

Hampir sebagian daerah di Maluku Tengah mengalami musim panen buah yang dapat dijumpai sekarang ialah seperti, langsa, duku, rambutan dan durian. Dari beberapa buah-buahan tersebut durian yang memiliki potensi yang cukup banyak di jumpai. Masyarakat yang mengkonsumsi buah durian di Maluku Tengah pada daerah sekitar Jln. Abdullah Soulissa sangat banyak. Bila masyarakat mengkonsumsi 1 buah durian jika dirata-ratakan memiliki 8 biji perhari. Maka, berapakah jumlah biji durian dari 100 buah perhari yang terjual? Pastinya memiliki jumlah biji durian sekitar 800 biji. Biji durian itu biasanya tak diperdulikan oleh masyarakat. Padahal pada daerah-daerah memiliki pohon durian yang melimpah, biji durian dapat dijadikan alternatif subtitusi terigu (pengganti terigu), tentunya diolah dengan bijak dan arif, artinya dengan baik dan benar berskala laboratorium. Jika pengolahan berskala laboratorium dapat terjamin dan teruji. Tepung dari biji durian pula dapat menjadi alternatif dalam berbagai bahan campuran untuk suatu produk makanan. Biji durian pula juga dapat dibuat sebagai stik (cemilan, tentunya dengan cara yang terukur. Untuk itu, masyarakat harus menyadari ini agar biji durian di waktu musim panen jangan lagi dijadikan limbah. Namun dapat dimanfatakan sebgai suatu limbah yang dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi (langkah kedepan).

D. Desa Yang Berdikari

Desa berdikari atau yang disebut sebagai desa kuat dan desa mandiri, keduanya keduanya menjadi visi-misi UU Desa, karena merupakan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terlepas pisahkan. Di dalam desa kuat dan desa mandiri terkandung prakarsa lokal, kapasitas, bahkan  pada  titik  tertinggi  adalah  desa  yang  berdaulat  secara  politik.  Konsep  desa  kuat senantiasa diletakkan dalam satu tarikan nafas dengan daerah kuat dan negara kuat (Regulasi Desa, diakses tanggal 20 April 2020).

Dalam konteks kekinian, kemandirian suatu desa merupakan kunci kesuksesan. Dalam mencapai kesuksesan itu, diperlukan seluruh aparatur desa yang memiliki gagasan dan konsep baik dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat. Pada setiap rancangan kegiatan desa biasanya di bicarakan saat musrembang desa. Bumdes kalau di perhatikan ialah sebagai mesin pencetak pendapatan  desa.  Setiap  desa  memiliki  Bumdes  dan  memiliki  anggaran  yang  cukup  besar. Namun dengan adanya bumdes dan anggaran yang dimiliki setiap desa belum memiliki dampak yang signifikan atas kemajuan suatu desa apalagi menuju desa yang berdikari.

Untuk itu kalau ingin menjadi desa yang berdikari aparatur desa dan masyarakat harus saling berkolaborasi dalam meningkatkan desa. Karena setiap desa memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Namun, kurang dimanfaatkan secara baik. Dengan sumberdaya alam yang dimiliki oleh setiap desa dalam hal ini buah-buahan musiman seperti durian harus diketahui bahwa dari kulit, daging dan biji memiliki manfaat yang baik yang sebelumya sudah di uraikan di atas. Maka  sekarang  hanyalah  kerjasama  antara  aparatur  desa  dengan  kebijkan  berupa  postrut anggaran dan postrut secara pikiran. Bila semua telah dilakanakan secara baik. produk yang diolah oleh setiap desa dapat meningkatkan perekonomian desa dan memiliki nilai ekonomi yang dapat  meningkatkan  perekonomian  desa  sehingga  dapat  menjadi  lapangan  pekerjaan  bagi segenap masyarakat desa.

Maka sebagai langkah solusi ialah menjadikan biji buah durian sebagai bahan makanan berbasis produk bisa seperti stik (cemilan).

Semoga Bermanfaat.

#PanganKuat

#IndonesiaMaju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun