Mohon tunggu...
Rusman D Rumaen
Rusman D Rumaen Mohon Tunggu... Dosen - Manusia Biasa

Mudah Karena Biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Desa Berdikari: Pemanfaatan Limbah Durian (Biji Durian) Berbasis Produk Lokal Pasca Panen

4 Mei 2021   21:21 Diperbarui: 5 Mei 2021   01:02 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. http://www.anteroaceh.com

C. Masyarakat Sebagai Langkah Konkrit Pengolahan Biji Durian.

Hampir sebagian daerah di Maluku Tengah mengalami musim panen buah yang dapat dijumpai sekarang ialah seperti, langsa, duku, rambutan dan durian. Dari beberapa buah-buahan tersebut durian yang memiliki potensi yang cukup banyak di jumpai. Masyarakat yang mengkonsumsi buah durian di Maluku Tengah pada daerah sekitar Jln. Abdullah Soulissa sangat banyak. Bila masyarakat mengkonsumsi 1 buah durian jika dirata-ratakan memiliki 8 biji perhari. Maka, berapakah jumlah biji durian dari 100 buah perhari yang terjual? Pastinya memiliki jumlah biji durian sekitar 800 biji. Biji durian itu biasanya tak diperdulikan oleh masyarakat. Padahal pada daerah-daerah memiliki pohon durian yang melimpah, biji durian dapat dijadikan alternatif subtitusi terigu (pengganti terigu), tentunya diolah dengan bijak dan arif, artinya dengan baik dan benar berskala laboratorium. Jika pengolahan berskala laboratorium dapat terjamin dan teruji. Tepung dari biji durian pula dapat menjadi alternatif dalam berbagai bahan campuran untuk suatu produk makanan. Biji durian pula juga dapat dibuat sebagai stik (cemilan, tentunya dengan cara yang terukur. Untuk itu, masyarakat harus menyadari ini agar biji durian di waktu musim panen jangan lagi dijadikan limbah. Namun dapat dimanfatakan sebgai suatu limbah yang dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi (langkah kedepan).

D. Desa Yang Berdikari

Desa berdikari atau yang disebut sebagai desa kuat dan desa mandiri, keduanya keduanya menjadi visi-misi UU Desa, karena merupakan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terlepas pisahkan. Di dalam desa kuat dan desa mandiri terkandung prakarsa lokal, kapasitas, bahkan  pada  titik  tertinggi  adalah  desa  yang  berdaulat  secara  politik.  Konsep  desa  kuat senantiasa diletakkan dalam satu tarikan nafas dengan daerah kuat dan negara kuat (Regulasi Desa, diakses tanggal 20 April 2020).

Dalam konteks kekinian, kemandirian suatu desa merupakan kunci kesuksesan. Dalam mencapai kesuksesan itu, diperlukan seluruh aparatur desa yang memiliki gagasan dan konsep baik dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat. Pada setiap rancangan kegiatan desa biasanya di bicarakan saat musrembang desa. Bumdes kalau di perhatikan ialah sebagai mesin pencetak pendapatan  desa.  Setiap  desa  memiliki  Bumdes  dan  memiliki  anggaran  yang  cukup  besar. Namun dengan adanya bumdes dan anggaran yang dimiliki setiap desa belum memiliki dampak yang signifikan atas kemajuan suatu desa apalagi menuju desa yang berdikari.

Untuk itu kalau ingin menjadi desa yang berdikari aparatur desa dan masyarakat harus saling berkolaborasi dalam meningkatkan desa. Karena setiap desa memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Namun, kurang dimanfaatkan secara baik. Dengan sumberdaya alam yang dimiliki oleh setiap desa dalam hal ini buah-buahan musiman seperti durian harus diketahui bahwa dari kulit, daging dan biji memiliki manfaat yang baik yang sebelumya sudah di uraikan di atas. Maka  sekarang  hanyalah  kerjasama  antara  aparatur  desa  dengan  kebijkan  berupa  postrut anggaran dan postrut secara pikiran. Bila semua telah dilakanakan secara baik. produk yang diolah oleh setiap desa dapat meningkatkan perekonomian desa dan memiliki nilai ekonomi yang dapat  meningkatkan  perekonomian  desa  sehingga  dapat  menjadi  lapangan  pekerjaan  bagi segenap masyarakat desa.

Maka sebagai langkah solusi ialah menjadikan biji buah durian sebagai bahan makanan berbasis produk bisa seperti stik (cemilan).

Semoga Bermanfaat.

#PanganKuat

#IndonesiaMaju

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun