Aku akan menyalaminya, mebagikannya nasi basi atau sisa untuk diberikan pada kucing  yang berada halaman kami, mengutip sampah bersamanya, dan berbagai kegiatan lain cukup menyenangkan bagiku.
Lama ku menunggu, namun kedatangannya tak kunjung tiba.
"Huuh,,, mana ya bu wati ?" ucapku, dengan memain mainkan pulpen yang selalu ku bawa kemanapun aku pergi.
"Tet... tet...tet..."
Bel pun berbunyi. Seperti ada perasaan yang tidak baik di benakku. Namun ku coba tuk menepis pikiran buruk itu. Aku yakin, pasti saat in Bu Wati  lagi kesiangan , atau mungkin ia sedang mencari nasi ke para tetangga ditempat tingalnya , atau sedang memungut sampah yang berserakan di tengah jalan.
"Ah,,,bayanganku telalu tinggi" batinku.
Kutenangkan hatiku dengan menulis nulis coretan kecil di notes yang tersimpan rapi di saku bajuku. Hal itu biasa aku lakukan di kelas jika guruku belum datang
. Namun, aku membolak balikkan notesku, guna mencari halaman yang kosong, aku mendapati tulisan yang terlihat unik, dan terpampang rapi di kertas belakang notesku. Tulisannya terlihat bersambung, miring, dan sangat indah dimataku.
Perlahan ku membaca penggalannya,
"Untuk si gugup"
"Si gugup siapa?" batinku. Apa aku...