Mohon tunggu...
Humaniora

Resep 2017, Terlalu Manis untuk Dilupakan, Namun Pantang untuk Diulang

16 Januari 2018   21:57 Diperbarui: 17 Januari 2018   00:43 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Resep 2017. Apakah teman-teman mengetahui apa itu Resep? Apa yang teman-teman pikirkan apabila mendengarkan kata "Resep"? mungkin kebanyakan dari teman-teman sekalian mengira bahwa resep tersebut yang sering dituliskan oleh seorang Dokter, bukan? Tidak. Bukan Resep itu yang saya maksud. Resep yang saya maksud yaitu "Reformulasi Sikap Etika dan Pola Pikir". RESEP adalah kegiatan tahunan dari BEM KEMAFAR-UH yang dianjurkan kepada setiap Mahasiswa baru Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Namun, sebelum menceritakan pengalaman Resep 2017. Saya terlebih dahulu menceritakan kepada teman-teman mengenai pengalaman Pra-Resep 2017. Pasti teman-teman bertanya lagi, apa itu Pra-Resep? Nah, disini saya akan menjelaskan. Pra-Resep adalah salah satu rangkaian dari kegiatan RESEP yang saya jalani. Apabila Mahasiswa Baru ingin mengikuti kegiatan yang namanya RESEP, maka harus mengikuti dulu kegiatan Pra-Resep-nya. Jadi di Pra-Resep ini saya sebagai mahasiswa baru Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin diajarkan banyak hal yang belum saya ketahui.

Jauh-jauh hari sebelum kegiatan Pra-Resep diselenggarakan, OC (Organizing Committee) masuk dikelas saya untuk memberitahukan informasi mengenai kegiatan Pra-Resep yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2017 tepat pada hari Sabtu, pukul 07.00 TENG, bertempat Halaman belakang Fakultas Farmasi. Adapun perlengkapan yang harus disiapkan yaitu name tag menggunakan kertas warna biru yang di laminating bertulisan Calibri, membawa buku bermerek Sidu 58 lembar dibungkus menggunakan pembungkus biru metalik dan disampul plastik bermotif, disampulnya ditempelkan logo UNHAS, Farmasi, dan RESEP, dihalaman pertama buku tersebut harus dituliskan motto hidup diri sendiri, membawa roti yang harganya seragam, air mineral yang mereknya seragam pula, dan tidak lupa membawa Scoot Emulsion rasa original. Untuk perempuan harus memakai jilbab hitam dan tebal, pakaian harus panjang, dan training hitam yang tidak ketat. Sedangkan laki-laki diharuskan untuk botak 0,5 cm. Kemudian pakaian yang harus dikenakan selama kegiatan Pra-Resep harus berwarna putih dan biru.

Tanggal 28 Oktober 2017 pun telah tiba, hari dimana para mahasiswa baru takut akan mengikuti kegiatan ini. Karena seperti kita ketahui, kegiatan ini bisa disebut juga dengan "Pengaderan" yang dilakukan di Fakultas. Pengaderan sendiri merupakan salah satu proses pembentukan karakter bagi mahasiswa baru agar bisa menjadi pribadi yang kritis dalam hal mendapatkan informasi yang belum tentu dikatakan benar. Maka dari itu, diharapkan agar seluruh Mahasiswa Baru mengikuti serangkain dari kegiatan pengaderan tersebut.

Banyak pihak dari luar sana yang tidak bertanggungjawab atas kelakuannya dalam melakukan proses pengaderan. Ada yang bilang bahwa proses pengaderan yang dilakukan oleh Fakultas itu merupakan ajang pembullyan bagi senior ke Mahasiswa Baru yang notabenya tidak mengetahui apa-apa saat memasuki dunia kampus. Sehingga pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut memanfaatkan situasi itu, dengan melakukan pembullyan, membodoh-bodohi Mahasiswa Baru tersebut dengan alasan untuk balas dendam. Menurut saya hal yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut sangat disayangkan karena kegiatan pengaderan itu sendiri sangat bermanfaat bagi Mahasiswa Baru itu sendiri. Dengan pengaderanlah kita dikenalkan dengan dunia kampus yang sebenarnya, bagaimana cara kita berpikir ketika berdiskusi dan lain-lain.

Okeysaya akan melanjutkan cerita.

Tanggal 28 Oktober 2017 pun telah tiba. Pada hari itu Pra-Resep atau yang sering disebut pembinaan dimulai, saya terlambat bangun pagi itu padahal perlengkapan saya belum ada yang selesai. Akhirnya saya meminta bantuan ke kakak saya untuk membungkuskan serta menempel logo pada buku saya. Dan saya bergegas untuk mempersiapkan diri. Setelah semuanya selesai, sayapun berangkat dari rumah menuju kekampus bersama teman saya bernama Khusnul Inayah. Kami berangkat pukul 06.50 pagi, padahal pembinaan mulai jam 07.00 TENG. Mungkin karena dibilang hari pertama jadi sepertinya bukan hanya kami saja yang terlambat. Namun, bukan hanya itu lagi. Ternyata pakaian yang harus dikenakan belum sampai ditangan kami. Sehingga kami harus pergi ke gedung PB untuk mengambil baju. Sesampainya disana, saya langsung mencari baju yang sesuai dengan ukuran saya dan memakainya. Setelah itu saya lari menuju ke Fakultas Farmasi yang jaraknya kira-kira kurang lebih 200 meter. Dengan mengenakan baju binjas berwarna putih yang panjangnya sampai betis saya dan nametag besar yang saya kaitkan dengan jilbab saya membuat saya resah ketika berlari.

Akhirnya saya sampai di Fakultas Farmasi dan masuk ke barisan orang yang terlambat. Tetapi pada hari itu kami yang terlambat di maklumi karena itu baru hari pertama. Kemudian, kami melakukan bina jasmani di halaman belakang Fakultas Farmasi, memakan roti masing-masing, minum air mineral, dan scoot emulsion rasa original. Hari itu, saya pertama kali meminum scoot emulsion rasa original dan berhasil membuat saya ingin muntah.

Lalu beralihlah ke agenda pembacaan peraturan selama pembinaan dimulai yaitu pembinaan dilaksanakan hari Sabtu dan Minggu pukul 07.00 TENG, di halaman belakang Fakultas Farmasi, mengenakan pakaian binjas yang telah tentukan oleh Penanggungjawab pada hari itu, batas izin apabila tidak bisa hadir hanya sampai pukul 06.00 dengan alasan yang logis, tidak boleh terlambat kecuali ada hal-hal yang mendesak asalkan konfirmasi dengan penanggungjawab pada hari itu. Kurang lebih seperti itu peraturannya.

Hari demi hari saya menjalani proses pembinaan, satu hari, dua hari, hingga satu minggu, satu bulan berlalu. Terkadang saya bosan dengan kegiatan ini, namun saya melihat antusias teman-teman saya mengikuti kegiatan pembinaan ini. Semangat saya kembali membara.

Banyak hal yang saya dapatkan ketika mengikuti pembinaan ini yaitu saya diajarkan untuk berpikir kritis, harus mengenal semua teman meskipun saya merasa pasti akan sulit mengenal 150 orang namun seiring berjalannya waktu saya akhirnya bisa mengenal semua teman-teman saya. Saya juga diajarkan untuk lebih peka terhadap teman sendiri serta saling tolong-menolong. Dan masih banyak hal yang saya dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun