Mohon tunggu...
Ruslan Abdul Munir
Ruslan Abdul Munir Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Writer

Random content

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Konsumsi Vitamin D Baik untuk Kesehatan Mental: Fakta atau Mitos?

17 Januari 2025   21:46 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum di dunia saat ini. Dengan meningkatnya perhatian terhadap kesehatan mental, para ilmuwan terus mencari solusi baru, termasuk kemungkinan peran vitamin D dalam mengurangi gejala depresi. 

Vitamin D, yang sering disebut sebagai "vitamin matahari," tidak hanya penting untuk kesehatan tulang tetapi juga berpotensi berperan dalam menjaga kesehatan mental.

Vitamin D diyakini berperan dalam metabolisme serotonin, neurotransmiter yang memiliki peran utama dalam pengaturan suasana hati. Vitamin D memengaruhi reseptor serotonin di otak dan juga terlibat dalam proses neuroproteks. Mekanisme ini berpotensi memengaruhi patofisiologi depresi, meskipun jalur pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut  (Turner, 2022; Moore, n.d.).

Penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar vitamin D yang rendah dengan meningkatnya risiko gejala depresi. Kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan gangguan suasana hati, seperti depresi dan kecemasan (Ceolin dkk, 2021).

Dikutip dari www.webmd.com, individu dengan kadar vitamin D yang rendah dilaporkan lebih rentan mengalami gangguan suasana hati dibandingkan mereka yang memiliki kadar vitamin D yang cukup. Hal ini membuka kemungkinan bahwa menjaga kadar vitamin D yang optimal dapat membantu melindungi seseorang dari risiko depresi.

Temuan lain yang menarik adalah efek suplementasi vitamin D dalam mengurangi gejala depresi. Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis dari uji coba terkontrol secara acak mengungkapkan bahwa suplementasi dengan dosis 2.000 IU atau lebih per hari dapat memberikan efek positif, terutama pada individu yang memiliki kadar vitamin D di bawah 50 nmol/L (Lennon, 2022; McGovern, 2023) . 

Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil ini tidak berlaku untuk semua orang. Beberapa individu mungkin merasakan manfaat yang nyata, sementara yang lain tidak mengalami perubahan yang berarti.

Beberapa studi juga melaporkan hasil yang bertentangan mengenai efektivitas suplementasi vitamin D dalam meningkatkan kesehatan mental. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa individu dapat merasakan manfaat, yang lain mungkin tidak mengalami perubahan signifikan (Akpnar & Karada, 2022; McGovern, 2023).

Variasi temuan dalam beberapa penelitian, seperti perbedaan dosis, durasi pengobatan, dan karakteristik tubuh dan kondisikesehatan seseorang, menjadi salah satu alasan mengapa hasil penelitian ini masih beragam.

Jika kamu merasa gejala depresi atau mencurigai kekurangan vitamin D, langkah pertama yang dapat diambil adalah berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Misalnya melalui tes darah sederhana, sehingga kadar vitamin D dalam tubuh dapat diukur. Jika diperlukan, suplementasi dapat menjadi salah satu bagian dari strategi pengobatan, tetapi tetap harus didampingi oleh profesional medis.

Vitamin D mungkin bukan solusi utama untuk mengatasi gejala depresi, tetapi potensinya dalam mendukung kesehatan mental tidak boleh diabaikan juga ya. Dengan penelitian yang terus berlanjut, harapannya adalah kita dapat memahami lebih baik bagaimana vitamin D dapat dimanfaatkan dalam strategi manajemen kesehatan mental. 

Satu hal yang pasti, menjaga kesehatan fisik dan mental adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Jadi, pastikan kamu mendapatkan cukup asupan vitamin D baik baik dari makanan ataupun dengan mengkonsumsi suplemen untuk mendukung kesejahteraan mental kamu.

Daftar Rujukan:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun