Mohon tunggu...
Ruslan Abdul Munir
Ruslan Abdul Munir Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Writer

Random content

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Ulasan Buku The Psychology of Money: Bukan Soal Pintar, Tapi Perilaku

9 Januari 2025   09:45 Diperbarui: 9 Januari 2025   17:20 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Buku The Psychology of Money karya Morgan Housel (Dok. Pribadi/Ruslan Abdul Munir)

Mengelola uang seringkali dianggap sebagai persoalan teknis yang membutuhkan keahlian khusus atau tingkat pendidikan yang tinggi. Namun, buku The Psychology of Money karya Morgan Housel mematahkan anggapan ini dan memberikan pandangan baru bahwa mengelola uang bukan soal kecerdasan atau pendidikan, melainkan soal perilaku dan psikologi manusia. 

Buku ini menggali lebih dalam bagaimana emosi, pengalaman, dan pola pikir seseorang jauh lebih berpengaruh dalam keputusan finansial ketimbang kemampuan intelektual.

Bukan Pendidikan yang Membentuk Keputusan Finansial, Tapi Perilaku

Salah satu premis utama yang diangkat Housel dalam bukunya adalah bahwa keberhasilan dalam mengelola keuangan tidak ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan atau seberapa banyak pengetahuan teknis yang dimiliki seseorang. Banyak dari kita mungkin percaya bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula kemampuan mereka dalam mengelola keuangan. 

Namun, Housel menegaskan bahwa apa yang sebenarnya menentukan kesuksesan finansial adalah perilaku dan psikologi individu, bukan tingkat pendidikan.

Keputusan finansial sering kali dibuat berdasarkan emosi, pengalaman pribadi, dan persepsi seseorang terhadap risiko, bukan berdasarkan data atau perhitungan rasional. Orang-orang yang terlihat "cerdas" secara akademis pun sering kali membuat keputusan keuangan yang buruk karena mereka tidak memahami bagaimana perilaku dan emosi mempengaruhi cara mereka mengelola uang.

Housel menekankan bahwa mengelola uang adalah tentang mengelola diri sendiri mengenali kecenderungan emosi seperti ketakutan, keserakahan, dan euforia yang bisa mendistorsi pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa siapapun, terlepas dari tingkat kecerdasan atau pendidikan, bisa sukses secara finansial asalkan mereka mampu mengendalikan perilaku mereka.

Kaya dan Kekayaan: Apa yang Terlihat dan Apa yang Tidak Terlihat

Dalam buku The Psychology of Money, Housel juga menjelaskan perbedaan mendasar antara "kaya" dan "kekayaan" yang seringkali disalahpahami. "Kaya" adalah apa yang kita lihat seperti mobil mewah, rumah besar, dan barang-barang mewah lainnya yang sering dianggap sebagai simbol kesuksesan finansial. 

Namun, Housel menunjukkan bahwa kekayaan sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terlihat oleh mata. Kekayaan adalah uang yang tidak dihabiskan yaitu, tabungan, investasi, dan aset yang terus bertambah nilainya.

Orang yang kaya mungkin terlihat sukses di luar, tetapi itu tidak berarti mereka benar-benar memiliki kekayaan. Dalam banyak kasus, orang yang memamerkan kekayaan material justru tidak memiliki keamanan finansial jangka panjang karena semua pendapatan mereka dihabiskan untuk menunjang gaya hidup mewah. 

Di sisi lain, orang yang benar-benar memiliki kekayaan sering kali tidak terlihat kaya karena mereka lebih memilih untuk menyimpan dan menginvestasikan uang mereka daripada membelanjakannya untuk barang-barang yang mencolok.

Konsep ini penting karena mengajarkan kita bahwa menjadi kaya bukanlah tentang berapa banyak uang yang bisa dihabiskan, tetapi tentang berapa banyak yang bisa disimpan dan diinvestasikan untuk masa depan. 

Kekayaan yang sesungguhnya adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana dengan uang kita dan memastikan bahwa kita memiliki keamanan finansial, bahkan jika itu tidak terlihat oleh orang lain.

Mengapa Perilaku Penting dalam Mengelola Keuangan?

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita terjebak dalam kebiasaan belanja yang tidak sehat, di mana kita menghabiskan uang untuk mencoba mencapai status sosial atau memenuhi harapan masyarakat. 

Housel berargumen bahwa salah satu tantangan terbesar dalam mengelola keuangan adalah melawan dorongan untuk mengikuti gaya hidup orang lain atau terpancing oleh perasaan ingin memiliki apa yang orang lain miliki. Keputusan finansial yang baik datang dari kemampuan untuk berpikir jangka panjang dan tidak tergoda oleh kepuasan instan.

Dalam bukunya, Housel membahas bagaimana perilaku kita terhadap uang dipengaruhi oleh latar belakang, nilai-nilai yang diajarkan sejak kecil, dan pengalaman masa lalu. Contohnya, seseorang yang tumbuh dalam keluarga yang mengalami kesulitan finansial cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang. 

Di isis lain, orang yang tumbuh dalam lingkungan yang stabil mungkin lebih berani mengambil risiko. Kesadaran akan bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi keputusan finansial adalah langkah penting untuk menjadi lebih bijaksana dalam mengelola uang.

Menjadi Bijak Secara Finansial adalah Soal Psikologi

Buku The Psychology of Money mengajarkan kita bahwa kunci sukses finansial bukanlah pengetahuan teknis atau kecerdasan intelektual, melainkan kemampuan untuk mengendalikan perilaku dan emosi kita dalam membuat keputusan keuangan. 

Buku ini membuka mata bahwa kekayaan sejati adalah apa yang tidak terlihat oleh orang lain yaitu, kemampuan untuk menyimpan dan menginvestasikan uang, bukan sekadar memamerkan kekayaan material.

Morgan Housel mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang bagaimana perilaku kita mempengaruhi cara kita mengelola uang dan bagaimana kita dapat belajar untuk lebih bijaksana dalam mengelola finansial demi masa depan yang lebih stabil dan aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun