Mohon tunggu...
Ruslan Abdul Munir
Ruslan Abdul Munir Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Writer

Random content

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

City is Human Being: Strategi Pengembangan Wilayah Kota Berkelanjutan

24 Agustus 2024   13:23 Diperbarui: 24 Agustus 2024   13:37 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perencanaan wilayah terdapat berberapa objek kajian yang perlu diperhatikan dalam mengembnagkan suatu wilayah tersebut. Salah satu wilayah yang harus memiliki perhatian khusus dalam upaya perencanaan suatu wilayah adalah kawasan kota/perkotaan. Kota dalam arti sempit merupakan  sebuah wilayah yang menjadi pusat kegiatan penduduk yang tinggal di dalamnya. 

Sedangkan secara luas kota berarti sebuah wilayah yang dibatasi oleh batas administrasi yang jelas yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya segala kegiatan penduduk yang mencakup kegiatan ekonomi, sosial, politik, dan kegiatan-kegiatan utama lainnya yang mendukung segala aktivitas penduduk. 

Kota diibaratkan sebagai jantungnya suatu wilayah sebeb memiliki peran yang sangat besar bagi keberlangsungan suatu wilayah. Perencanaan suatu kota mesti memperhatikan aspek-aspek penting yang dapat menghasilkan suatu kota dengan tata kelola yang baik. Seperti aspek geografis, di mana suatu wilayah kota harus memiliki letak geografis yang strategis dan mudah dijangkau serta memiliki akses yang mudah untuk  penduduknya. 

Wilayah desa sebenarnya dapat ditansformasi menjadi sebuah wilayah perkotaan yang menjadi pusat bagi sebuah wilayah. Tentu saja dalam pelaksanaannya harus melibatkan banyak tangan serta kegiatan yang mesti dilakukan. Pertama dengan cara melihat potensi apa saya yang mungkin dapat ditujukan oleh wilayah desa tersebut yang berpotensi dijadikan sebagai pusat kegiatan umum. 

Kemudian memperbanyak tempat atau sarana yang bersifat umum serta dapat digunakan oleh penduduk. Serta mulai merencanakan tata kelola yang baik dan tentunya memperhatikan etika dalam perencaanaan suatu wilayah dengan menerapkan sistem yang terintegrasi agar menghasilkan suatu sustainable city.

Kota sebagai pusat berbagai kegiatan diibaratkan sebagai manusia (City is Human Being) yang terlahir, hidup, hingga berujung kepada kematian. City is Human Being menunjukan adanya persamaan antara kota dengan manusia, di mana  manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan butuh orrang lain untuk menjalakan kehidupannya. 

Merujuk konsep manusia sebagai makhluk sosial yang di mana manusia tidak akan lepas dari individu lainnya yang dapat mempengaruhi kehidupannya. Demikian pula dengan kota yang tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan fungsi kota yang baik sebab antara wilayah satu dengan wilayah yang lainnya pasti memiliki sebuah koneksi atau hubugan fungsional yang mendukung segala kegiatan dan aktivitas di dalamnya. 

Maka dari itu, suatu kota diibaratkan seorang manusia karena sifatnya yang tidak bisa berdiri sendiri butuh seseorang yang dapat memberikan pengaruh atau fungsi dalam menjalankan kehidupan atau kegiatannya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kota merupakan sebuah pusat bagi segala aktivitas penduduk didalamnya. Dalam sebuah kota terdapat beberapa tempat-tempat initi yang mendukung keberlangsungan suatu kegiatan di sana, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tempat Bermukim

Tempat berlangsungnya segala aktivitas inti penduduk disebut sebagai tempat bermukim. Pemukiman yang terdiri dari beberapa bagunan tempat tinggal menjadi bagian innti dari sebuah kawasan perkotaan. Adapun ciri-ciri pemukiman yang berada di wilayah kota adalah cenderung memiliki struktur bangunan yang rapat dan padat serta didominasi oleh bangunan bertingkat. 

Tata kelola pemukiman diperkotaan cendrung baik dan tertata, namun masih ada saja daerah pemukiman di perkotaan yang belum memenuhi standar bahkan terkesan kurang enak dipandang. Seperti halnya kawasan pemukiman yang berada diwilayah yang dekat dengan bantaran sungai, rel kereta api, yang masih membutuhkan suatu penanganan agar menciptakan tata kelola yang baik. 

Kondisi sosial dan ekonomi penduduk pun sagat mempengaruhi hal ini, karena tidak semua penduduk yang bermukim di perkotaan adalah penduduk yang sejahtera.

2. Tempat Bekerja

Kota memang menjadi tujuan kebanyakan orang untuk memperbaiki hidupnya dengan mengadu nasib mencari pekerjaan yang layak di perkotaan. Karena perkotaan dianggap sebagai tempat terbaik untuk mendapatkan pekerjaan.

3. Jaringan Transportasi

Mobilitas yang terjadi di perkotaan cenderung sangat tinggi dan ramai, karena memang perkotaan merupakan pusat segala aktivitas yang dilakukan penduduk. Sehingga jaringan transportasi menjadi sangat penting dan vital bagi sebuh wilayah perkotaan.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wilayah kota memiliki struktur yang kompleks layaknya kehidupan manusia dan memiliki berbagai unsur yang mempengaruhi dan mendukung keberlangsungan wilayah kota tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun