Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Sate Matang, Cita Rasa Aceh yang Menggoda Selera

14 April 2017   13:51 Diperbarui: 15 April 2017   03:00 3121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beruntung kami masih kebagian tempat duduk, saya tentu mengambil posisi yang paling mudah mengambil gambar. Pesanan pun segera dibuat. Aroma sate sudah membuat saya terlena. Rasanya ingin cepat cepat menyantap.

Pemandangan kesibukan para pramusaji dan orang yang mengipasi sate menarik perhatian saya. Laki laki dengan tubuh kekar terlihat begitu sigap menyiapkan sate yang dipesan. Peluh dan wajah kepanasan terlihat  diantara para pramusaji. Sementara  ratusan sate matang  siap dibakar.

Menu yang sudah siap di meja , tak perlu waktu lama untuk menghabiskannya ( sumber gambar : Novaly Rushan )
Menu yang sudah siap di meja , tak perlu waktu lama untuk menghabiskannya ( sumber gambar : Novaly Rushan )
Tak ada kipas manual seperti pedagang sate biasanya, semuanya sudah digantikan tenaga kipas angin elektrik. Cara mengipasinya juga tidak dari atas secara vertikal namun kipas angin ditaruh disamping tempat pembakaran yang sudah dibolongi. Dengan cara itu , pembakaran mengalir didalam ruang bakaran. Nampaknya cara ini cukup efektif dan membuat daging sate lebih cepat matang.

Sebelum dibakar, sate diberi bumbu khusus yang menurut pemilikinya H. Darmawan diracik dengan rempah rempah rahasia  dengan cara direndam .  Maka, bumbu yang telah meresap akan membuat daging sate terasa nikmat dan tidak keras.

Silidik punya selidik, rempah rempah yang dipakai seperti kapulaga, cengkeh, merica, bunga lawang dan beberapa rempah yang masih  dirahasiakan. Saya rasa, sate matang punya cita rasa yang unik karena kekuatan rempah yang dimilikinya.

Setelah menunggu, pesanan sate matang mulai disajikan di meja kami. Nasi putih, kuah kaldu, bumbu kacang, bumbu kecap dan minuman jus yang kami pesan sudah lengkap diatas meja. Satu per satu menu saya nikmati. Udara yang cerah malam itu membuat suasana cukup mendukung , apalagi ketika saya melirik jam tangan  sudah menunjukkan pukul 20:30 . Jam makan malam memang agak molor, tapi demi sate matang saya rela menunggu. Apalagi perut saya sudah  ramai dengan musik keroncongan. 

Dengan suhu yang pas, sate matang siap dihidangkan (sumber gambar : Novaly Rushan )
Dengan suhu yang pas, sate matang siap dihidangkan (sumber gambar : Novaly Rushan )
Acara makam malam di warung sate matang D'wan bersama tim baru usai ketika jam sudah menunjukkan angka 23:30. Setelah itu saya beserta tim bergerak ke Aceh Besar , diwilayah Jantho Baru tepatnya di kecamatan Lembah Seulawah. Sebuah tugas sudah menanti.  Sementara citarasa sate matang masih terasa dilidah saya.  

Kalau Ke Banda Aceh singgahlah sebentar di Blang Cut , Lueng Bata, tepatnya di jalan Tgk Imum. Warung sate matang D’wan buka sejak pukul 17:00 hingga 24:00. Namun harap diingat, sate matang berbahan baku daging sapi. Walaupun menurut teman Aceh, ada juga sate matang berbahan daging kambing. Bagi yang agak sensitif dengan kolesterol daging mohon juga dijaga pola makannya. Paling tidak, kesehatan adalah hal yang berharga.

Sebenarnya, ada pilihan jus timun yang menurut pemilik warung sate D’wan bisa mengurangi dampak kolesterol dan menurunkan tensi darah.

Tambah malam, warung sate matang tetap ramai ( sumber gambar : Novaly Rushan )
Tambah malam, warung sate matang tetap ramai ( sumber gambar : Novaly Rushan )
  Nah , bagi yang penasaran dengan sate matang  D’Wan  ayo ke Banda Aceh.  Soal harga, ternyata cukup bersahabat. Sebagai perbandingan , kami dengan jumlah 14 orang hanya diminta membayar tak lebih Rp 800 ribu . Padahal kami memesan menu lengkap plus jus beranekaragam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun